Bangjo.co.id
Untuk beberapa orang, kopi berkaitan dengan kafein—sumber daya energi instan yang membantu mereka terjaga di awal hari atau bertahan ketika beraktivitas.
Tetapi, terdapat kelompok orang lainnya yang dengan sengaja memutuskan untuk hanya mengonsumsi kopi dekaf saja.
Bisa jadi untuk banyak orang, keputusan tersebut terlihat sangat unik atau luarbiasa.
Namun, apabila kita menyelami lebih jauh, opsi tersebut bisa menunjukkan kepribadian, kecenderungan, serta metode berfikir individu itu sendiri.
Berdasarkan ilmu psikologi, keputusan semacam itu umumnya lebih kompleks daripada apa yang tampak di permukaan.
Di belakang secangkir kopi tanpa kafein tersembunyi berbagai tingkah laku unik serta ciri-ciri pribadi yang patut untuk diamati.
Berdasarkan laporan dari Geediting di hari Minggu (6/4), ada tujuh kebiasaan umum yang dilakukan oleh mereka yang memilih untuk mengonsumsi kopi tanpa kafein.
1. Benar-benar Memahami Pentingnya Kesehatan
Banyak orang yang lebih suka decaf biasanya sangat peduli dengan kondisi kesehatan tubuh dan pikiran mereka.
Mereka bisa saja telah merasakan cemas, insomnia, atau denyut jantung yang tidak teratur karena konsumsi kafein, sehingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk menjauhinya.
Psikolog menggambarkannya sebagai tindakan yang menunjukkan kesadaran kesehatan, yakni kecondongan untuk dengan sengaja mencari berbagai metode agar kondisi fisikal tetap terjaga.
Mereka tak sekadar memikirkan hal-hal yang masuk ke dalam tubuh mereka, melainkan juga bisa mengenali petunjuk dari tubuh sendiri dan secara disiplin merombak kebiasaannya sesuai kebutuhan.
2. Memprioritaskan Kepuasan daripada Pembaruan
Meminum kopi untuk sebagian orang bukan tentang mendapatkan tenaga, melainkan mencari ketenangan secara emosi.
Mereka merasakan kenikmatan aroma, cita rasa, serta proses meminum kopi tanpa perlu bergantung pada dampak penambah semangatnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa mereka lebih terfokus pada proses dan pengalamannya dibandingkan dengan outcomes yang instan.
Di bidang psikologi, fenomena tersebut dikenal sebagai sensorial gratifikasi—ketika individu merasakan kenikmatan dari pengalaman-pengalaman ringan dalam kehidupannya tanpa perlu terfokus pada pencapaian hasil atau meningkatkan kinerja.
3. Cenderung untuk Memikirkan Diri Sendiri dan Bersikap Reflektif
Pilihan orang untuk minum kopi tanpa kafein biasanya mencerminkan gaya hidup mereka yang lebih introspektif dan damai.
Mereka tidak tergesa-gesa, cenderung merenungi pilihan mereka, serta pada dasarnya lebih menghargai gaya hidup yang tenang namun berarti.
Psikologi mengategorikan jenis ini sebagai intuitif tertutup—they yang memperoleh tenaga dari introspeksi dalam diri mereka sendiri, daripada rangsangan luar.
4. Mencegah Ketagihan dan Kebergantungan
Alasan utama seseorang berpindah ke decaf biasanya adalah untuk menjaga kontrol diri serta mencegah ketergantungan.
Ini mencerminkan kepribadian dengan tingkat kesadaran diri dan pengendalian impuls yang tinggi.
Psikolog merujuk pada ini sebagai perilaku pengaturan diri—suatu karakteristik yang signifikan untuk menjamin ketahanan emosional dan membuat keputusan dengan tepat, termasuk dalam urusan sepele seperti memilih tipe kopi.
5. Menekankan Pentingnya Mutu Tidur
Peminum decaf kebanyakan sangat menjaga mutu istirahatnya.
Mereka bisa jadi jenis orang dengan pola hidup malam yang terorganisir dengan baik dan enggan mengganggunya cuma untuk sekedar menikmati secangkir kopi.
Berdasarkan penelitian tentang ilmu tidur, individu yang mengenali nilai dari istirahat dengan cukup ternyata lebih berprestasi, merasa lebih senang dalam keseharian, serta mempunyai tingkat kesadaran emosi yang lebih terjaga.
Oleh karena itu, memilih decaf dapat menjadi elemen dalam usaha mencapai keseimbangan hidup yang lebih baik.
6. Mengadopsi Gaya Hidup yang Teratur dan Berkesinambungan
Mereka bukan tipikal orang yang bertindak dengan cara spontanitas atau membuat keputusan secara mendadak.
Orang-orang yang mengonsumsi kopi dekaf umumnya mempunyai gaya hidup yang teratur, sangat teliti, serta cenderung didasari oleh logika.
Psikolog mengetahui bahwa individu tersebut memiliki nilai tinggi di bidang kebijaksanaan atau ketelitian dari kerangka Kerangka Lima Karakteristik Kepribadian Besar.
Mereka terdisiplin, cermat, dan enggan menghadapi resiko berlebihan—terutama ketika menyangkut konsumsi kafein.
7. Menjadi Unik dan Tetap Tangguh Melawan Arus Trend
Saat kebanyakan orang menyenangi kopi dengan kadar kafein tinggi untuk mewakili produktivitas atau gaya hidup padat, pemirsa decaf malah memilih jalur alternatif yang unik.
Hal ini mencerminkan keberanian dalam bersikap asli serta tidak terjebak pada standar yang ditetapkan orang lain hanya untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat sekitar.
Di bidang psikologi, hal tersebut berhubungan dengan adanya kontrol internal atau locus of control yang menunjukkan kepercayaan seseorang bahwa nasib mereka dipengaruhi oleh keputusan dan tindakan diri sendiri daripada pengaruh luar.
Kesimpulan: Melebihi Hanya Secangkir Kopi
Mengambil keputusan untuk meminum hanya kopi dekaf ternyata tidak mudah.
Hal ini dapat menggambarkan bagaimana seseorang menafsirkan kehidupannya, merawat jasminya, dan membentuk takdirnya.
Mereka merupakan individu yang merenungkan tindakan mereka dengan hati-hati, menekankan pentingnya kesetaraan, serta tidak gampang goyah akibat pengaruh lingkungan sosial.
Oleh karena itu, apabila Anda bertemu dengan orang yang meminum kopi tanpa kafein saja, jangan terlalu cepat menyimpulkan bahwa mereka “unik” atau “tidak bersemangat”.
Mereka mungkin justru mempunyai keseimbangan hidup dan pemahaman diri yang lebih baik dibandingkan mayoritas orang.
Dan apabila Anda seorang penggemar kopi tanpa kafein—selamat, Anda mungkin telah menunjukkan ketenangan dan kontrol diri yang layak dipuji. (*)