Bangjo.co.id
Setelah menghadapi seribu lebih driver ojek online (Ojol), Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat ini mendapat protes dari beberapa supir taksi di Puncak, Bogor.
Pada awalnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunjungi beberapa lokasi di wilayah Kabupaten dan Kota Bogor.
Ketika melewati daerah Puncak Bogor, beberapa supir taksi menghalangi kumpulan mobil yang ditumpangi orang nomor satu di Jawa Barat itu.
“Gini Pak, kita kan di sini warga lokal. Sopir-sopir masyarakat sumber daya sini,” ucap salah satu sopir taksi, melansir dari tayangan youtube KDM.
Tim pengemudi tersebut melaporkan masalah terkait klip iklan.
“Terus kami merasa dirugikan karena adanya video iklan di medsos dari PT Indogen,” ujarnya.
Dedi Mulyadi meminta klarifikasi mengenai video iklan tersebut.
“PT Indogen, video iklannya apa?” tanyanya.
Para pengemudi menjelaskan bahwa penurunan tarif tak sejalan dengan kesepakatan yang telah ditetapkan.
“Mereka menurunkan harga jadi lebih murah?” tanya Dedi.
“Sudah benar, Pak,” ujar supir taksi.
Dedi menanyakan penumpang sopir taksi yang ada di Puncak Bogor.
“Lebih murah untuk, yang naik taksinya siapa?” tanya Gubernur Jawa Barat.
“Orang Timur Tengah, orang Saudi, di sini kawasannya,” jawab sopir taksi beramai-ramai.
Dedi bertanya tentang kegiatan warga Arab Saudi di Puncak Bogor.
“Di tempat ini seperti di Arab Saudi, mengapa orang Arabia ada di sini?” katanya.
“Pas liburan, banyak orang jalan-jalan. Kami disini cukup banyak yang tidak bekerja,” kata para supir taxi.
Taksi-taksi pribadi kini dikelola oleh PT Indogen dengan tarif yang lebih terjangkau. Para turis dari Arabia pun beralih menggunakan layanan PT Indogen.
Seorang pengemudi menyatakan bahwa tarif taksi telah disesuaikan agar lebih terjangkau.
“Berpindah ke PT Indogen. Sebelumnya biayanya biasanya sebesar Rp500 ribu, kini semuanya diganti menjadi harga Rp350 ribu. Oleh karena itu, kami merasa keberatan terkait sewa mobil dan bahan bakarnya,” jelasnya.
Dedi bertanya kepada pemilik perusahaan itu.
“Dari PT Indogen siapa sebenarnya?” dia bertanya.
Sungguh luar biasa, ada orang Yaman yang bertempat tinggal di sini, hanya saja di Puncak tidak terdapat kantor mereka, para pengikutnya justru berada di sini.
Yang menjadi permasalahan saat ini adalah harga pengiriman menggunakan mobil telah ditekenaikan olehnya,” terangkan sang supir.
Dedi pun menanyakan lagi tentang jenis mobil yang dipakai.
“Jenis kendaraannya apa, dan siapa yang mengendariit?” tanya Dedi.
Berbagai macam tipe mobil, pengemudinya warga lokal. Kami berharap perusahaan PT Indogen dihentikan saja, dibubarkan. Izin mereka dicabut. Saya memohon pada Pak untuk mengambil keputusan dan mencabut izin tersebut. Tolong beri dukungan,” ungkap supir taxi.
“Diam-diam kita periksa dulu, harganya akan lebih terjangkau untuk layanan kami,” kata Dedi Mulyadi.
Ditutut Driver Ojol
Sebelumnya, Dedi Mulyadi pun dihadapkan dengan tantangan dari ribuan sopir ojek online (Ojol).
Pengemudi ojek online meminta Dedi Mulyadi untuk mengeluarkan peraturan daerah (Perda) yang akan menjaga kesejahteraan para pengemul ojek online.
Tantangan tersebut dikemukakan oleh Koordinator aksi, Tryas Mohammad Purnawarman ketika melakukan demonstrasi di Kota Cirebon, pada hari Selasa, 15 April 2025.
“Ojek online Cirebon berkomplot menghadap gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk meminta pembuatan peraturan daerah yang dapat meningkatkan kondisi kehidupan para pengemudi online di seluruh Jabar, terutama di wilayah Cirebon,” kata Tryas setelah melakukan protes pada hari Selasa (15/4/2025).
Tryas menginginkan bahwa dengan kepengurusan Dedi Mulyadi, para ojek online dapat mempunyai seorang pemimpin yang peduli serta bersedia untuk mendengar aspirasi mereka.
Mudah-mudahan pada masa kepemimpinan Kang Dedi Mulyadi sebagai Gubernur Jawa Barat, beliau dapat menjadi ayah bagiku-kami para pengemudi ojek online di Jawa Barat.
“Bisa memperjuangkan kami, tolong dengarkan kami, Pak,” ucapnya.
Aksi unjuk rasa ini merupakan bagian dari gerakan nasional driver online yang menuntut pemangkasan potongan pendapatan dari aplikator serta penghapusan program yang dinilai merugikan.
“Potongan dari aplikator bisa mencapai 20 persen, bahkan lebih. Kami ingin potongan itu dikurangi menjadi maksimal 10 persen.”
“Platform ini disediakan oleh aplikator, namun seluruh beban biaya operasional menjadi tanggungan driver,” terangnya.
Mereka juga menentang program Grabbike Hemat berbayar karena dianggap bertentangan dengan batas tarif minimum.
“Ini telah melebihi ketentuan Menteri Perhubungan mengenai tarif minimal sebesar Rp 8.000. Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk menghindari kewajiban Grab sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Selama protesnya, orang-orang menuntut bahwa semua keputusan yang diambil oleh platform daring harus diseleksi dan disetujui oleh pemerintah lokal lebih dulu.
“Aturan yang dibuat oleh perusahaan seperti Gojek, Grab, Maxim, dan Shopee sebaiknya dipertimbangkan terlebih dahulu oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat sebelum diturunkan ke tingkat kabupaten atau kota. Harus ada proses diskusi bersama,” katanya.
Namun, para peserta aksi merasa kecewa lantaran tak ada seorangpun dari petinggi pemerintah kota Cirebon yang bertemu dengan mereka secara langsung.
“Aksi hari ini adalah aksi kecewa. Kecewa berat kepada pemerintah daerah, khususnya Wali Kota dan DPRD Kota Cirebon karena tidak hadir di hadapan kami yang sedang berjuang menuntut kesejahteraan,” ucap Tryas.
Aksi dimulai dari pusat perbelanjaan di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo sebagai lokasi kumpul awal, dilanjutkan ke kantor Grab di CSB Mall, lalu berakhir di Kantor Wali Kota Cirebon.
Di tempat kerja Grab, sebagian orang memanaskan ban lama, sementara di Balai Kota ada peristiwa tarik ulur antara pendemo dan petugas ketika mereka berusaha masuk ke area dalam.
Hanya kepala dinas perhubungan kota Cirebon, Andi Armawan, yang menemukan mereka.
Sebab tak ada kesepakatan, kerumunan itu bubar dan bersumpah untuk kembali lagi besok dengan jumlah yang jauh lebih banyak.
“Kami sangat kecewa, tapi kami akan datang kembali minggu depan dengan jumlah massa yang lebih besar. Jangan salahkan kami ketika minggu depan kita akan lebih ekstrem dari ini,” jelas dia.
>>>Update berita terkini di Googlenews Bangjo.co.id