Bangjo.co.id
– Bagi seseorang bertipe introversional, kegembiraan tak selalu berasal dari keriuhan ataupun interaksi sosial yang mendalam.
Sebaliknya, ada berbagai hal yang mungkin dianggap monoton atau kurang menggugah oleh orang lain, namun untuk seorang introvert, ini menjadi sumber kedamaian dan kebahagiaan yang dalam.
Dari sudut pandang psikologi, terdapat sebab di balik kenapa para introvert merasakan kepuasan dari aspek-aspek tertentu yang mungkin luput dari pemahaman banyak pihak.
Berdasarkan artikel di situs web The Expert Editor pada hari Sabtu, tanggal 5 April, ada sembilan hal yang dirasakan sangat menggembirakan oleh tipe pemalu atau pendiam tetapi mungkin tak sama untuk orang lain, sesuai dengan penjelasan ilmu psikologi.
1. Menjadi tenang dengan jadwal sehari-hari yang biasa
Gaya hidup yang damai dan terorganisir sangat sesuai untuk orang-orang bertipe introversion. Mereka menikmati adanya jadwal tetap sebab hal tersebut memberikan perasaan keselamatan serta keteraturan bagi mereka. Saat semuanya berlangsung seperti apa yang direncanakan, mereka dapat merasa lebih tenang dan berkonsentrasi.
Sebaliknya, perubahan tiba-tiba atau kejutan dalam hal sosial dapat menyebabkan mereka mengalami kelelahan emosi. Kekuatan dari rutinitas tidak terletak pada sifatnya yang monoton, tetapi lebih kepada bagaimana ia menciptakan lingkungan bagi mereka untuk merasa damai dan seimbang di era modern ini.
2. Menulis lebih membuat saya merasa nyaman dibandingkan harus berbicara secara langsung.
Orang yang cenderung pendiam biasanya merasa lebih nyaman mengungkapkan perasaan melalui tulisan daripada berbicara langsung.
Menggambar memberi mereka kesempatan untuk merenung, mengatur kalimat, serta memverifikasi bahwa pesan yang hendak disampaikan betul-betul sejalan dengan niat aslinya.
Lebih baik mereka memilih mengirim pesan singkat atau surel dibanding harus melakukan panggilan telepon secara langsung. Melalui penulisan, mereka dapat menyampaikan pikiran dengan bebas dan tidak terburu-buru dalam memberikan respons.
3. Menikmati keheningan tanpa merasa canggung
Banyak orang merasa perlu untuk mengisi keheningan dengan suara atau obrolan, karena takut dianggap aneh jika diam. Tapi bagi introvert, keheningan bukanlah sesuatu yang harus dihindari.
Justru, mereka merasa damai saat tidak ada suara yang mengganggu pikiran mereka.
Dalam diam, mereka bisa lebih fokus, lebih jernih dalam berpikir, bahkan merasa lebih terhubung dengan lingkungan sekitarnya. Keheningan bukanlah tanda kekosongan, melainkan ruang untuk menenangkan jiwa mereka.
4. Menyendiri di alam bisa sangat menyenangkan
Memang tenang ketika berada di alam, namun untuk orang-orang yang cenderung pendiam, situasi ini menjadi semakin spesial jika dinikmati seorang diri. Mereka tak perlu keramaian saat melintas di taman atau bersantai di pinggiran danau.
Sebaliknya, ketika terbebas dari campur tangan oranglain, mereka dapat menyatu dengan pesona alam, memperhatikan bunyi kicauan burung, ataupun merasakan tiupan angin.
Alam tampaknya berfungsi sebagai tempat perlindungan dan penyembuhan bagi mereka yang merasakan lelah akibat interaksi sosial.
5. Lebih suka mengamati daripada ikut terlibat langsung
Dalam suasana sosial, introvert cenderung lebih senang memperhatikan daripada langsung terlibat aktif. Mereka gemar melihat cara orang berinteraksi, membaca ekspresi wajah, dan memahami bahasa tubuh.
Mengamati seperti ini membuat mereka lebih peka terhadap suasana dan perasaan orang lain. Meskipun terlihat diam, mereka sebenarnya sedang menyerap banyak hal. Mereka tidak pasif, tapi mereka lebih memilih cara berinteraksi yang lebih halus dan mendalam.
6. Menikmati pekerjaan yang dilakukan sendirian dan fokus
Introvert merasa sangat nyaman ketika bisa mengerjakan sesuatu sendirian tanpa gangguan. Saat mereka masuk dalam kondisi yang fokus, mereka merasa puas dan produktif.
Tugas-tugas semacam menulis, melukis, atau merancang konsep kreatif menjadi lebih menyenangkan ketika dijalankan secara mandiri.
Mereka kurang menyukai situasi di mana harus berinteraksi dengan banyak orang sekaligus karena hal itu dapat memakan energi mereka. Sebaliknya, ketika sendirian dan tenang, mereka mampu merumuskan ide-ide cemerlang.
7
Menyukai kebersamaan dalam keteduhan tanpa merasakan kesenduran.
Introvers memiliki cara khas untuk menikmati kehidupannya, di antaranya adalah dengan meluangkan waktu seorang diri.
Tidak seperti banyak orang yang melihat kesendirian sebagai pertanda kesepian, para introvert justru menjadikannya saat spesial untuk meredam ketakutan dalam hati dan memulihkan vitalitas mereka kembali.
Ketika berada sendirian, mereka memiliki kesempatan leluasa untuk memikirkan hal-hal, bertelepon dengan pikiran, atau cukup duduk sunyi tanpa terganggu. Momen menghabiskan waktu seorang diri ini tidak melambangkan penolakan dari lingkungan luar, tetapi justru mencerminkan keperluan rohani mereka akan ketenangan dan kedamaian dalam keteduhan.
8. Menjadi senang ketika berbicara secara mendalam dalam percakapan dua orang saja
Orang introvert kerap kali mengalami kesulitan dalam berbaur dengan pembicaraan santai atau formalitas sosial. Mereka jauh lebih suka terlibat dalam dialog yang substantif dan memiliki kedalaman.
Percakapan seputar tema-tema seperti mimpi, nilai-nilai kehidupan, atau kisah pribadi membawa rasa kedekatan yang mendalam antara pembicara dan pendengarnya.
Di samping itu, obrolan antar dua orang memungkinkan mereka memiliki area bagi dirinya sendiri untuk mendengarkan, berfokus, serta menjawab secara perlahan tanpa adanya beban dari lingkungan bising tersebut. Inilah sebabnya mengapa hal ini terasa jauh lebih menyenangkan baginya daripada harus bicara dalam keramaian banyak orang.
9. Merasa cukup bahagia ketika berada seorang diri
Untuk pribadi bertipe introversional, kegembiraan tak senantiasa berasal dari suasana gemerlap atau pertemuan sosial yang riuh. Malahan, mereka mungkin merasa amat berpuaskan cuma dengan berkutat seorang diri di kamarnya sambil mengaji literatur, menyaksikan gambar gerak, ataupun memikir hal-hal mendalam.
Inilah momen di mana mereka bisa berkenalan dengan dirinya masing-masing secara mendalam, menyusun kembali pemikiran, serta merasakan kelengkapan tanpa perlu tergantung pada pihak lain. Hal ini tidak berkaitan dengan penolakan akan interaksi sosial, melainkan tentang penghargaan atas kedekatannya sendiri.