JAKARTA, Bangjo.co.id
Performa produk Cicil Emas dari PT. Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) sampai dengan bulan Maret 2025 mencapai angka Rp7,37 triliun, meningkat tajam sebesar 168,64 persen secara year-on-year.
Hasil itu dicapai karena kenaikan harga emas yang berkelanjutan serta tanggapan positif publik dalam investasi menggunakan instrumen emas.
Anton Sukarna dari divisi Sales & Distribution BSI menyebutkan bahwa orang-orang memilih emas sebagai opsi berinvestasi aman dalam situasi ekonomi sulit yang ada sekarang.
Dia menjelaskan bahwa melalui produk BSI Cicil Emas, para nasabah dapat mengakuisisi emas untuk keperluan di waktu yang akan datang dengan menggunakan harga pada saat ini. Dengan demikian, hal tersebut sangat membantu dalam pemilikan emas batangan oleh publik.
“Melalui BSI, publik dapat mengambil opsi mencicil emas dengan skema pembayaran berdasarkan jumlah dan durasi yang dipilih, ini menunjukkan bahwa prosesnya sederhana namun bermanfaat bagi perencanaan keperluan di kemudian hari,” ungkap Anton dalam rilis resmi, Kamis (17/4).
“Lebih lanjut, untuk memenuhi keperluan penting dalam rentang waktu 3 sampai 5 tahun kedepan. Misalkan seperti dana pendidikan anak, uang penebusan haji, anggaran pernikahan serta hal-hal lain yang dibutuhkan,” jelasnya.
Di samping Cicil Emas, tambah Anton, portofolio bisnis emas BSI yang lain pun mengalami peningkatan.
Dia menjelaskan bahwa selama periode tersebut, pembiayaan emas di BSI termasuk Cicil Emas dan Gadai Emas secara keseluruhan mencapai angka Rp14,33 triliun, mengalami kenaikan sekitar 82% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Untuk gadai emas, nilai yang dicapai adalah sebesar Rp6,96 triliun dan ini menunjukkan pertumbuhan sebanyak 35,65% secara tahunan.
Pembangunan tersebut diproyeksikan akan terus berlanjut seiring dengan perkiraan kenaikan harga emas, baik pada periode menengah ataupun jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh situasi perekonomian global yang saat ini tetap sulit.
Dalam jangka waktu menengah, perkiraan harga emas akan meningkat sampai ke level 3.200 per troy ounce, dan mungkin saja menyentuh angka 4.500 per troy ounce di akhir tahun 2025.
Anton menambahkan pula bahwa performa positif kedua lini usaha emas itu sebagian besar berkat proses transaksinya yang lancar, sederhana, serta tidak memerlukan antrian bagi para nasabah BSI.
Maka dari itu, pembelian emas sebagai alternatif investasi perlu diperkuat lebih lanjut. Dengan begitu, pengetahuan mengenai investasi ini dapat menyebar di antara berbagai lapisan masyarakat dan mereka semua bisa melakukan investasi secara aman melalui emas.
“Bila masyarakat memerlukan dana dengan kecepatan tinggi, sebaiknya jangan melepas emas mereka, melainkan cukup gunakan opsi gadai supaya emas tersebut masih dapat dipertahankan,” katanya.