Bangjo.co.id
, JAKARTA — Kondisi kemacetan lalu lintas kembali menghantui daerah tersebut.
Pelabuhan Tanjung Priok
, Jakarta Utara sehingga menghalangi proses pengiriman produk oleh truk-logistik tersebut.
Akibat
kemacetan
yang mana adalah Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (
Aptrindo
) menyatakan menderita kerugian dan bahkan meminta kompensasi dari pihak manajemen dermaga, yaitu PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau
Pelindo
.
“Iya, kita kemungkinan besar akan meminta kompensasi untuk hal ini. Mengenai besaran keruginya, kami masih dalam proses perhitungan,” ujar Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan saat diwawancara oleh Bisnis pada hari Kamis (17/4/2025).
Menurut dia, ada dua alasan pokok dari kemacetan parah di Pelabuhan Tanjung Priok. Yang pertama adalah disaininya operasi truk terbatas selama 16 hari saat masa Lebaran tahun 2025.
Berikut adalah pengumuman ulang: Para pelaku usaha truk akan menghadapi pembatasan transportasi barang Lebaran pada tahun 2025 yang berlaku selama 16 hari, yaitu dari tanggal 24 Maret sampai dengan 8 April 2025. Pembatasan ini mencakup jalur jalan tol dan juga jalan biasa.
Efek Tarif Trump
Alasan kedua, saat ini mungkin terdapat suatu keputusan kebijakan
tarif Trump
Dalam jangka waktu 90 hari mendatang, nantinya akan ada peningkatan tariff. Oleh karena itu, para eksportir berburu untuk mengambil kesempatan tersebut sebelum terkena beban tambahan dari tariff AS,” ujarnya.
Harus diinformasikan bahwa Presiden AS Donald Trump telah menangguhkan sementara kenaikan tarif balasan terhadap 56 negara, termasuk Indonesia, untuk periode 90 hari. Namun, China malah mengalami kenaikan tarif sebesar 125%.
“Maka sebagai eksportir berusaha agar dapat mengirim barang kesana tanpa terkena bea. Akibatnya, pelabuhan menjadi tak mampu menampung seluruh armada truk yang kami operasikan sehingga semuanya bertumpuk di dalam pelabuhan,” demikian katanya.
Pelindo Minta Maaf
PT
Pelindo
mengemukaikan masalah kemacetan parah di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara yang sampai menghalangi operasional truk-logistik dan memperlambat pengiriman barang-barangnya.
Executive General Manager Wilayah 2 Pelindo di Tanjung Priok, Adi Sugiri mengajukan permintaan maaf kepada semua warga serta pihak-pihak yang terdampak oleh kepadatan lalu lintas yang berlangsung.
Menurut dia, kepadatan tugas pengangkutan dan pemuatan ini terjadi karena pola alirannya proses tersebut.
receiving delivery
Di terminal yang berlangsung serentak setelah pembatasan dan dipercepat sebelum liburan resmi dimulai pada Jumat (18/4) sampai Minggu (20/4).
Akhirnya, Pelindo berusaha menjamin keberlangsungan operasi dan memastikan pelayanannya pada klien tetap efisien walaupun ada lonjakan dalam aktivitas logistik.
“Kami tidak berhenti untuk berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk membantu kelancaran pada titik-titik kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok,” ujar Adi dalam keterangannya, Kamis (17/4/2025).
Adi menyebutkan bahwa terdapat kemacetan parah hari ini disebabkan oleh peningkatan kegiatan pengiriman dan penerimaan barang di Pelabuhan Tanjung Priok. Ia menambahkan bahwa tak ada gangguan karena masalah teknis baik di gerbang pelabuhan maupun area petikemas terminal Pelabuhan Priok.
Satu dari lokasi penyebab kemacetan terjadi di Terminal NPCT 1 karena adanya pertambahan jumlah kendaraan yang sedang melaksanakan proses penerimaan dan pengiriman kontainer.
Data mengindikasikan kenaikan mendekati 100% dalam jumlah truk yang memasuki terminal, dengan rata-rata sekitar kurang dari 2.500 truk per harinya. Namun, saat ini angka tersebut telah melonjak menjadi lebih dari 4.000 truk kearah NPCT 1. Sistem operasional di terminal serta area umum yang menuju NPCT 1 dikonfirmasi berjalan lancar tanpa adanya gangguan.
Upaya penanganan
Akhirnya, untuk mengatasi kemacetan parah di Pelabuhan Tanjung Priok, Pelindo berusaha maksimal dengan menggunakan area-area penyangga serta lahan kosong menjadi tempat parkir tambahan dan mentransfer arus truk menuju gerbang nomor 9.
“Perusahaan juga menyediakan minuman dan makanan untuk mencegah para pengemudi truk merasakan lelah, haus, dan lapar,” jelasnya.
Kepala Kepolisian Resort Pelabuhan, AKBP Martuasah Tobing, menyebutkan bahwa timnya sudah berkoordinasi dengan Polres Jakarta Utara dan mengerahkan segala sumber daya untuk memecah kepadatan lalu lintas bersama Petugas Keamanan Fasilitas Pelabuhan (Port Facility Security Officer/PFSO). Selain itu, mereka juga melaksanakan penanganan dan perencanaan ulang arus kendaraan.
“Kita pun mengonfirmasi keselamatan para pengemudi truk dengan menyatakan bahwa tak ada aktivitas premanisme atau pungutan liar di dalam pelabuhan. Laporkan segera apabila masih ditemukan adanya praktik tersebut,” tegas Martuasah.
DPR Panggil Kemenhub
Sementara itu, Komisi V DPR RI bakal meminta penjelasan pemerintah terkait dengan kemacetan parah yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketua Komisi V DPR RI Lasarus menyebut bahwa mereka akan mengambil tindakan lebih lanjut terkait kemacetan serius yang berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok dengan cara meminta keterangan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan juga Pelindo sebagai penyelenggara utama pelabuhan.
“Jika hal ini menyebabkan kekacauan, tentu saja kita akan memanggil Menteri Perhubungan serta petugas Pelindo yang mengelolanya, yakni Terminal Teluk Priok. Nantinya kami akan melakukan pengecekan,” ujar Lasarus saat berbicara dengan jurnalis di Kompleks Istana Presidensial, Jakarta, pada hari Kamis tanggal 17 April 2025.
Macet parah dilaporkan berlangsung dari Kamis (17/4) pagi sampai petang di area pelabuhan tersebut. Lasarus mengaku masih belum tahu pasti apa yang menjadi pemicu kemacetan itu. Meski demikian, ia menjelaskan bahwa proyek pembangunan jalur toll untuk akses langsung ke Pelabuhan Tanjung Priok sedang dalam tahap konstruksi.
Dia menyebutkan bahwa akses ke Tanjung Priok tetap perlu diperbaiki untuk mencegah masalah kemacetan yang berkelanjutan.
“Menurut kami, proyek jalan toll akses menuju Tanjung Priok sedang dikembangkan di Priok oleh Pak Hamka. Badan Usaha Jalan Toll (BUJT) lah yang bertanggung jawab untuk pembangunan tersebut,” tegas Lasarius.