jabar.Bangjo.co.id
, Kota Bandung – Persib Bandung telah menambahkan legenda klub mereka, Djajang Nurjaman, kembali ke tim. Meskipun dia datang kembali kepada Persib, posisi Djanur (sebutan panggilannya yang familiar) tidak sebagai pelatih kepala, tetapi berperan sebagai Direktur Teknik.
Jejak dedikasi Djadjang Nurdjaman di Persib sungguh tidak dapat dipertanyakan lagi. Usai memperkuat tim sebagai pemain, kemudian menjadi asisten pelatih, dan akhirnya menjabat sebagai pelatih kepala, laki-laki yang lahir di Majalengka pada tanggal 30 Maret 1964 ini sekarang diberi kepercayaan untuk menjalankan tugas baru dengan prioritas pokok dalam meningkatkan mutu pendidikan para atlet junior.
Pergiannya Djanur bersama Persib sudah dimuali dari kecil, ketika dia membela tim tersebut di masa 1977-1978.
Setelah mengumpulkan berbagai pengalaman di beberapa tim Galatama, dia memutuskan untuk kembali ke Bandung sebelum dimulainya Kompetisi Divisi Utama Perserikatan pada tahun 1986.
Pada usia 22 tahun, Djanur berperan sebagai pemain penting dan berhasil mencetak gol yang menentukan kemenangan timnya melawan Perseman Manokwari di pertandingan final.
Tendangan singlenya pada menit ke-77 memungkinkan Persib mendapatkan gelar juara yang sudah lama ditunggu-tunggu selama 25 tahun.
Capaian tersebut menandai permulaan perjalanannya yang panjang bersama tim kesayangan para Bobotoh.
Setelah itu, Djanur mempersembahkan puncak kariernya di dunia sepak bola bersama PERSIB sampai ia gantung sepatu setelah akhir musim 1991/1992.
Ia pun berkontribusi pada kesuksesan Persib memperoleh gelar juara Divisi Utama 1989/1990 bersama skuad muda yang baru saat itu.
Keputusan untuk pensiun dari dunia sepak bola bukan berarti akhir dari dedikasinya. Di musim yang akan datang, Djanur diandalkan sebagai asisten pelatih bersama dengan Indra M. Tohir.
Dengan bantuan dari tim pelatih, dia juga memainkan peran dalam membantu Persib menyabet gelar juara Divisi Utama pada tahun 1993/1994, sebelum melanjutkannya dengan sukses menjadi pemenang Liga Indonesia di musim 1994/1995 — dua kemenangan berturut-turut ini mengukir babakemas baru untuk klub tersebut.
Pada tahun 2006 dan 2007, dia diminta menjadi pengganti sementara pelatih beberapa kali ketika ada perubahan dalam jabatan kepelatihan. Akhirnya, sebelum memasuki musim Liga Super Indonesia pada 2013, Djanur secara resmi dilantik sebagai pelatih utama.
Berkat Djanur, Persib kembali menikmati kejayaan sebagai juara ISL 2014 dan disusul oleh kemenangan dalam Piala Presiden pada tahun 2015.
Hasil ini menjadikan Djanur sebagai orang kedua yang berhasil memimpin PERSIB menjadi juara baik saat bermain maupun melatih, menyusul jejak sang pahlawan terdahulu yaitu Ade Dana.
Djanur pernah belajar tentang kepelatihan di Inter Milan selama kurang lebih enam bulan sebelum kemudian merapat lagi ke PERSIB pada separuh musim Indonesia Soccer Championship 2016 untuk meneruskan tongkat kepemimpinan dari Dejan Antonic. Ia terus memegang kendali sampai Liga 1 2017 berakhir, namun ia pun mundur mendekati penyelesaian kompetisi tersebut.
Setelah delapan tahun pergi, Djanur kembali ke tempat yang sudah menciptakan namanya. Saat ini, dia datang dengan tanggung jawab baru sebagai Direktur Teknik, menyertakan gairah dan pengetahuannya yang luas untuk merancang masa depan Persib.
“Kepada PT Persib Bandung Bermartabat, terima kasih sangat banyak karena sudah memberikan kepercayaan dengan menjadikan saya Direktur Teknik. Ini merupakan suatu kehormatan tersendiri untukku,” ungkapnya. “Dariku mengalir darah Biru-putih itu; dari masa jadi pemain sampai nakhoda tim ini melalui peran sebagai pelatih, walaupun ada juga periode membela beberapa tim lain.” Demikian ujar Djanur.
Sebagai Direktur Teknik, Djanur akan berfokus pada pengembangan bakat muda, merancang program pelatihan, dan menjamin bahwa metode yang digunakan dapat menghasilkan atlet bertaraf tinggi bagi masa depan PERSIB.
“Insya Allah, saya akan menyumbangkan hal terbaik yang bisa dilakukan. Mudah-mudahan proses pendidikan ini berlangsung dengan baik, mulai dari merancang kurikulum sampai implementasinya di lokasi,” katanya.
Menurut Djanur, sumber daya para pemain muda di Kota Bandung serta Jawa Barat sungguh luar biasa. Akan tetapi, selain keterampilan teknis mereka, pemain muda Persib perlu mempunyai mentalitas dan budi pekerti yang mulia.
“Hasrat untuk bergabung dengan tim Persib tentu menghuni dalam hati para remaja di Bandung dan Jawa Barat. Namun, agar dapat sepenuhnya menjadi anggota Persib, mereka perlu mempersiapkan diri secara fisik, mental, serta menunjukkan sifat dan perilaku yang positif,” tandasnya.
(mar5/jpnn)