BENGKULU, Bangjo.co.id–
Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, menyatakan bahwa tim mereka memiliki strategi khusus untuk mengatasi para pelajar yang dianggap sebagai “siswa nakal”.
Metode ini tidak sama dengan yang diadopsi oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Seperti yang telah disebutkan, baik Helmi maupun Dedi berniat mengimplementasikan program pelatihan militer bagi murid-murid bandel.
Menurut Helmi, Pemerintah Provinsi Bengkulu memiliki ide untuk menciptakan program yang didasarkan pada aspek keagamaan, dengan tujuan membimbing para siswa dalam rumah ibadah yang sesuai dengan agamanya masing-masing.
“Bila mereka Muslim maka di masjid, jika Kristen maka di gereja, sedangkan pemeluk Hindu dan Buddha akan beribadah di tempat ibadah masing-masing,” jelas Helmi ketika dicek ulang lewat telepon pada hari Jumat (2/5/2025).
Saat mengikuti pendidikan di tempat ibadah, para pelajar ini akan mendapatkan pengetahuan tentang hukum serta keterampilan kepemimpinan dari beberapa sumber seperti TNI, Polri, dan Kejaksaan.
“Agr anak-anak msh paham dngn konsekwnsi jika mnghlangkr hkm,” katanya.
Helmi menyatakan bahwa TNI akan dipersiapkan untuk mengajarkan latihan ketertiban seperti berbaris dan hal-hal terkait dengan disiplin lainnya.
Di samping itu, para pemuka agama pun akan ikut menyampaikan semangat memotivasi, mendukung, serta mengajarkan tentang kesetiaan dalam beragama.
Helmi mengatakan bahwa program semacam itu bukan sesuatu yang baru untuknya, sebab ketika menjadi Wali Kota Bengkulu, dia telah banyak menggunakan pendekatan mirip tersebut.
“Saat menjadi walikota, acara semacam ini kerap kita selenggarakan. Dalam waktu tiga hari, para anak tersebut diberi pelatihan,” katanya.
Dia lalu mengisahkan sebuah pengalamannya saat menjadi wali kota.
Pada waktu tersebut, terdapat seorang wali yang merasa kesulitan menangani anaknya yang seringkali membangkangan apabila tak mendapatkan uang saku.
Tetapi setelah menjalani program pelatihan intensif, perilaku bocah itu berubah secara signifikan.
Orang tuanya sangat terkesima dengan perubahan yang dialami oleh sang anak setelah mengikuti pendidikan agama. Anak-anak akan diberi pelajaran keagamaan sehingga hasilnya dapat membahagiakan kedua orangtua mereka. Pendekatan kami mencampurkan prinsip humanis serta nilai-nilai beragama,” jelasnya.
Dalam hal pembiayaan, Helmi mengonfirmasi bahwa dana akan dialokasikan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu serta mendapat dukungan dari kabupaten dan kota yang bersedia menerapkan program ini.
“Ambil anggarannya pasti didukung oleh Pemerintah Provinsi serta kabupaten atau kota yang bersedia,” terangnya.
Kriteria siswa nakal
Selanjutnya, dia menjelaskan karakteristik siswa “bandel” yang merupakan target dari program tersebut.
Di antaranya ada murid-murid yang terlibat dalam pertikaian bersenjata, bertengkar, menentang perintah orangtua, melakukan pelanggaran hukum, menghindari kelas, bolos, serta perilaku menyimpang lainnya yang kontra hukum.
“Acara ini akan segera berlangsung. Acara semacam ini sering diselenggarakan, cukup dengan memperluas ke jenjang provinsi, kabupaten, serta kotamadya. Semoga Tuhan bersedia,” demikian penutupannya.
Sebagaimana telah disampaikan, Dedi Mulyadi saat ini memulai implementasi program pelatihan militer bagi para murid yang bandel.
Dedi berkolaborasi dengan pasukan TNI guna membentuk disiplin bagi para siswa di kampung militer mereka selama antara enam bulan sampai setahun.