Banyuwangi, bangjo.co.id Dalam rangka menyambut bulan Suro 1959 Jawa, Masyarakat Adat Nusantara (MATRA) Jawa Timur mengakhiri rangkaian Trip Spiritual Suro dengan mengadakan silaturahmi spiritual ke Pondok Pesantren Mansya’ul Huda, Tegaldlimo, Banyuwangi Jumat 18/7/25. Rombongan dipimpin oleh Ketua DPW MATRA Jatim, Gus Billy (KPP Srie Soeputro), dan diterima langsung oleh pengasuh pondok, KH. Fathulloh Suyuti Thoha.
Silaturahmi ini menjadi rangkaian dari agenda napak tilas spiritual ke situs-situs sakral Alas Purwo, seperti Rowo Bayu dan Gua Istana dua lokasi yang sarat makna sejarah, spiritualitas, dan nilai kultural Nusantara.
KH. Fathulloh menyambut rombongan dengan penuh kehangatan dan memberikan restu serta doa agar perjalanan spiritual berlangsung lancar dan penuh berkah.
Dalam sambutannya, beliau menyampaikan:
> “Semoga seluruh perjalanan spiritual ini menjadi wasilah untuk memperkuat persatuan bangsa dan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.”
Beliau juga mengapresiasi langkah para pemuda dan tokoh adat yang konsisten melestarikan nilai-nilai luhur budaya Nusantara melalui pendekatan spiritual dan kebangsaan.
Dalam keterangannya, Gus Billy menekankan bahwa perjalanan ini bukan sekadar ziarah spiritual, melainkan juga sebuah bentuk komitmen kebangsaan yang menjunjung tinggi Budaya.
> “Pelestarian budaya bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tapi juga harus bisa menjaga warisan leluhur dan membangun masa depan bangsa yang berakar kuat pada jati diri leluhur serta nilai budaya.” ujar Gus Billy
Ia menegaskan bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab besar sebagai penjaga warisan budaya, serta penghubung antara nilai-nilai spiritual dengan kehidupan modern yang harmonis.
Silaturahmi ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh adat dari berbagai wilayah Jawa Timur, termasuk Romo Sukarji dari komunitas Suku Tengger, Malang. Ia menyampaikan dukungannya terhadap kolaborasi lintas elemen ulama, tokoh adat, dan pemuda dalam menjaga nilai spiritual Nusantara.
> “Napak tilas ke situs‑situs sakral adalah cara nyata untuk menjaga koneksi spiritual dengan leluhur dan memperkuat jati diri bangsa.”
Usai silaturahmi dan mendapatkan restu dari KH. Fathulloh, rombongan MATRA Jatim dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Alas Purwo. Kegiatan napak tilas ini akan diisi dengan doa bersama, meditasi budaya, dan ritual penghormatan terhadap leluhur bangsa.
Alas Purwo, yang dalam tradisi Jawa dikenal sebagai “tanah suci” tempat berkumpulnya kekuatan spiritual, dipilih sebagai destinasi karena nilai historis dan spiritualnya yang sangat tinggi dalam kosmologi budaya Nusantara.
Trip Spiritual Suro oleh MATRA Jatim ini tidak hanya menjadi momentum spiritual semata, melainkan juga bentuk nyata dari penguatan nilai-nilai silaturahmi, persatuan bangsa, dan pelestarian budaya lokal. Kegiatan ini diharapkan mampu membangkitkan kembali semangat kebangsaan yang berakar pada kearifan leluhur.
(Adi Waluyo)