Scroll Untuk Lanjut Membaca

 

JOMBANG, Bangjo.co.id – Dalam era sosial yang semakin kompleks dan digitalisasi yang membawa berbagai tantangan baru, Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kabupaten Jombang menggelar silaturahmi strategis dengan Wakil Kepala Kepolisian Resor Jombang, Kompol Christian Bagus, S.IK, SH, M.Si, untuk memperkuat sinergi antara pemuda, aparat, dan masyarakat lintas budaya.

Silaturahmi ini bukan sekedar pertemuan formal, melainkan dialog penuh makna yang menegaskan pentingnya peran pemuda Kristen sebagai agen perubahan, penjaga keberagaman, dan pelopor kolaborasi lintas iman dan budaya di era digital.

 

Identitas yang Berakar, Aksi yang Berdampak

Di tengah disrupsi digital dan krisis atensi yang melanda generasi muda, GAMKI Jombang hadir dengan semangat baru: menghidupkan kembali nilai-nilai spiritualitas dan nasionalisme dalam bentuk keterlibatan sosial yang konkret. Dalam pertemuan hangat ini, hadir jajaran pengurus DPC GAMKI Jombang yakni Ketua Norman M, S.Kep, Ns, CMLE, Sekretaris Ganda Firmanto, SE, M.Miss, serta Heri Widodo, S.Pd. Selasa,22 Juli 2025 malam,

 

Mereka menyampaikan hasil Rakernas GAMKI di Solo, sekaligus menggagas arah gerak pemuda Kristen sebagai bagian tak terpisahkan dari pembangunan daerah. “Kami ingin identitas pemuda Kristen tidak hanya menjadi label keagamaan, tapi menjadi energi yang hidup dalam kerja sosial, dialog budaya, dan kontribusi nyata di tengah masyarakat Jombang yang plural,” tegas Ketua DPC, Norman M.

Wakapolres Apresiasi Peran Inklusif GAMKI

Kompol Christian Bagus menyambut positif kehadiran GAMKI. Ia menilai GAMKI sebagai mitra strategis dalam menjaga stabilitas sosial dan membangun iklim kebersamaan. “Pemuda seperti GAMKI ini sangat kami butuhkan – yang inklusif, terbuka, dan siap menjadi penghubung antara komunitas dengan aparat, terutama dalam menjaga keamanan berbasis dialog dan kolaborasi,” ujarnya.

Pertemuan ini mempertegas bahwa sinergi antara komunitas pemuda dan aparat negara bukan hanya memungkinkan, tetapi menjadi kebutuhan untuk menghadapi tantangan zaman secara bersama.

Komunikasi Lintas Budaya: Pilar Baru Partisipasi Sosial

Salah satu bahasan kunci dalam pertemuan ini adalah pentingnya komunikasi lintas budaya. Dalam era yang penuh perbedaan dan potensi konflik sosial, kemampuan untuk membangun jembatan antaridentitas menjadi kekuatan tersendiri.

“Pemuda harus memiliki sensitivitas budaya, kemampuan mendengar, dan keterampilan membangun narasi bersama. Itu yang kami sebut sebagai soft power pemuda Kristen,” ungkap Sekretaris GAMKI Jombang, Ganda Firmanto. GAMKI melihat komunikasi bukan sekadar alat, tapi jalan untuk membangun empati, rasa hormat, dan solidaritas.

 

Merespons Tantangan Digital: Dari Disinformasi ke Digital Empathy

Salah satu refleksi penting dari pertemuan ini adalah kebutuhan mendesak untuk menghadirkan digital empathy di tengah banjir informasi dan polarisasi sosial. GAMKI Jombang mencermati betapa ruang digital kerap menjadi arena pertentangan nilai dan distorsi kebenaran.

“Di sinilah peran pemuda untuk menjadi content creator yang menyuarakan damai, bukan sekadar reshares yang memperkeruh suasana,” ujar Heri Widodo. GAMKI bahkan menggagas program literasi digital, pelatihan komunikasi empatik, serta kampanye toleransi digital sebagai langkah konkret menjawab tantangan zaman.

 

Optimisme dari

Silaturahmi ini menegaskan satu hal penting: pemuda Kristen, melalui GAMKI, tidak berhenti pada diskusi internal atau kegiatan gerejawi semata. Mereka hadir, berdialog, dan bertindak untuk membangun masyarakat yang lebih damai, adil, dan inklusif.

“Di era digital yang cepat berubah, kita butuh pemuda yang tak hanya cerdas teknologi, tapi juga tajam hati dan jernih pikirannya,” tutur Kompol Christian. “GAMKI Jombang telah menunjukkan arah yang benar.”

Dengan keberanian berdialog dan semangat berkolaborasi,GAMKI Jombang ingin membuktikan bahwa pemuda tetap bisa menjadi suluh di tengah kegelapan zaman – bukan sekadar bertahan, tetapi hadir untuk membawa terang.

(Gan/tri)