Malam yang Mengubah Sejarah Sepak Bola Norwegia
Di bawah langit dingin Oslo, sorak-sorai menggema dari setiap sudut Ullevaal Stadium. Erling Haaland menatap tajam ke arah gawang Israel, seolah mengingat penalti yang gagal ia ubah jadi gol beberapa menit sebelumnya. Namun, dendam kecil itu tak butuh waktu lama untuk dilunasi. Di menit ke-28, bomber Manchester City itu menebus segalanya — sepakan rendahnya mengoyak jaring, dan Norwegia mulai berpesta.
Pertandingan matchday ketujuh Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa Grup I, Sabtu 11 Oktober 2025 malam WIB, menjadi panggung megah bagi Haaland dan kawan-kawan. Norwegia vs Israel memang hanya satu laga kualifikasi di kalender FIFA, tapi malam itu terasa seperti babak baru dalam sejarah sepak bola Nordik.
Babak Pertama: Dua Gol Bunuh Diri dan Awal Bencana
Pertandingan baru berjalan dua menit ketika Norwegia mendapat hadiah penalti. Patrick Berg dilanggar Dan Biton di kotak terlarang, dan Haaland melangkah penuh percaya diri. Tapi dunia sepak bola punya ironi — tembakannya ditepis Daniel Peretz, bahkan ketika penalti harus diulang, kiper Israel itu kembali menang.
Namun, takdir berpihak pada Norwegia. Di menit ke-18, petaka datang dari kaki Anan Khalailli yang membelokkan bola ke gawang sendiri. Sepuluh menit berselang, Haaland menebus dosanya lewat sepakan rendah yang presisi. Dan, hanya semenit kemudian, kekacauan makin dalam — Idan Nachmias secara konyol membobol gawang sendiri usai bola sapuan Peretz memantul di tubuhnya dan masuk. Dalam 30 menit, Israel sudah roboh tiga kali.
Skor 3-0 menutup babak pertama, dan sorak suporter Norwegia berubah jadi lagu kemenangan yang menggema di udara musim gugur.
Babak Kedua: Hattrick Haaland dan Malam yang Membeku
Babak kedua hanyalah panggung bagi Erling Haaland. Menit ke-62, sundulan kerasnya menyambut umpan silang Antonio Nusa membuat skor 4-0. Sembilan menit kemudian, duet yang sama kembali menghasilkan gol identik — Haaland menanduk bola lagi, kali ini lebih mantap, lebih berwibawa.
Hattrick! Di usia 25 tahun, ia terus menulis sejarah untuk negaranya dengan cara yang tak biasa — brutal namun indah. Israel nyaris tak berdaya. Setiap serangan mereka terhenti di tembok pertahanan Norwegia yang rapi. Hingga peluit panjang berbunyi, skor 5-0 menutup malam penuh keagungan bagi tim besutan Stale Solbakken.
Norwegia di Puncak, Dunia Menatap
Kemenangan ini menegaskan Norwegia sebagai pemuncak Grup I dengan 18 poin dari enam laga, menjaga rekor sempurna mereka. Erling Haaland, dengan tiga gol dan satu penalti gagal, menjadi simbol gairah yang tak pernah padam — pemain yang mengubah kesalahan menjadi kekuatan.
Bagi Israel, malam di Oslo akan selalu diingat sebagai malam ketika mereka dikalahkan oleh badai yang datang dari utara.
Susunan Pemain
Norwegia: Orjan Nyland; Julian Ryerson, Kristoffer Ajer, Torbjorn Heggem, David Wolfe; Oscar Bobb, Sander Berge, Patrick Berg, Antonio Nusa; Alexander Sorloth, Erling Haaland.
Israel: Daniel Peretz; Roy Revivo, Idan Nachmias, Or Blorian, Eli Dasa; Mohammad Abu Fani, Eliel Peretz; Manor Solomon, Dan Biton, Anan Khalailli; Oscar Gloukh.
Ullevaal Stadium malam itu jadi saksi bahwa sepak bola bukan hanya soal menang — tapi juga tentang bangkit setelah gagal, seperti Haaland yang menolak tunduk pada satu kesalahan. Norwegia melangkah gagah, dan dunia kembali mengingat: sang penyerang dari utara belum selesai menulis legendanya.