“Gerakan S
JOMBANG,Bangjo.co.id – Pemerintah Kabupaten Jombang secara resmi mencanangkan “Gerakan Sampah Sayang” dalam rangkaian Jombang Fest, Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jombang ke-115 di Alun-Alun Jombang, Minggu (26/10/2025) sore.
Program kolaboratif antara Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Tim Penggerak PKK ini bertujuan mengatasi tantangan serius pengelolaan sampah, terutama sampah rumah tangga, dengan melibatkan peran strategis kaum ibu di tingkat akar rumput.
Pencanangan ini dihadiri Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang, Yuliati Nugrahani Warsubi, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang Miftahul Ulum, jajaran Kepala OPD terkait, Pengurus PKK Kabupaten Jombang, PKK Kecamatan dan Desa se-Kabupaten Jombang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Miftahul Ulum, menyampaikan bahwa hingga Semester I tahun 2025, persentase pengelolaan sampah di Kabupaten Jombang baru mencapai 50,3%, dan yang paling krusial, 80% sampah tersebut berasal dari rumah tangga.
“Ini adalah kesempatan penting untuk membangun kesadaran kolektif. Konsep pengelolaan sampah tidak lagi ‘kumpul—angkut—buang.’ Penyelesaian masalah harus dilakukan secara terintegrasi dari hulu sampai hilir, dan ini bukan hanya tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup, tapi kewajiban bersama,” ungkapnya.
Miftahul Ulum juga mengapresiasi dan menunjuk Gerakan PKK sebagai motor penggerak utama dalam “Gerakan Sampah Sayang.”

Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang Yuliati Nugrahani Warsubi menegaskan, “Gerakan PKK, dengan jaringan hingga Dasawisma, RT/RW, dan Kecamatan, mempunyai peran strategis untuk menjadi motor penggerak utama dalam Gerakan Sampah Sayang. Sekecil apa pun langkah dan tindakan kita untuk lingkungan, akan memberikan dampak besar bagi bumi dan generasi yang akan datang,” tandasnya.
Program “Sampah Sayang” berfokus pada upaya mengurangi, memilah, dan mengolah sampah rumah tangga melalui inisiatif seperti bank sampah, pengelolaan sampah organik menjadi kompos, dan daur ulang anorganik.
Dalam diskusi interaktif yang memantapkan kegiatan tersebut, Miftahul Ulum mengungkapkan bahwa potensi timbulan sampah di Jombang mencapai 530 ton per hari, sementara kapasitas yang masuk ke TPA baru sekitar 150 ton per hari. “Artinya dari 100% potensi, kita baru di angka 53% pengelolaannya,” jelas Ulum, sembari menambahkan komitmen Pemkab untuk membangun minimal 4 TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle) dan mendorong program Sekolah Adiwiyata.
Di sisi lain, Ketua TP PKK Bidang Lingkungan Hidup Octadella Bilytha Permatasari menegaskan bahwa Program “Sampah Sayang” akan berjalan efektif karena langsung mengedukasi masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK, mengenai manfaat ekonomi dari sampah.
Sementara itu Shanti Ramadhani dari Sanggar Hijau Indonesia menyederhanakan prinsip pengelolaan sampah menjadi 3AH: Mencegah, Pilah, dan Olah.
“Mencegah itu seperti membawa tas belanja berkali-kali pakai, itu mengurangi. Kalau sudah terlanjur keluar sampahnya, tugas kita adalah Pilah dan Olah. Inovasi seperti keranjang ‘Sampah Sayang’ yang sudah disiapkan oleh PKK hadir untuk memotivasi agar sampah tidak dibuang ke sungai, tapi menjadi nilai berdaya di komunitas,” ujarnya.
Pencanangan ini ditutup dengan seremoni penandatanganan perjanjian kerjasama antara PKK Kabupaten Jombang, Dinas Lingkungan Hidup, dan Bank Sampah Induk Jombang, serta Flashmob “Sampah Sayang” sebagai simbol dimulainya aksi nyata.
Program “Sampah Sayang” mengusung semangat “Sampah Disayang, Lingkungan Tenang, Keluarga Senang”, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berkolaborasi mewujudkan ekonomi sirkular berbasis komunitas demi pembangunan berkelanjutan.




