Scroll Untuk Lanjut Membaca

JOMBANG, Bangjo.co.id – Kelestarian hutan dan keberlanjutan sumber mata air di wilayah Wonosalam, Jombang, menjadi fokus utama dalam rapat koordinasi pengelolaan hutan dan sumber mata air yang digelar Senin (3/11/2025).

Pertemuan ini menekankan pentingnya tata kelola hutan yang tepat agar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.

Wonosalam dikenal memiliki ekosistem hutan yang beragam, mencakup hutan lindung, hutan produksi, dan hutan konservasi. Keberadaan ketiga jenis hutan ini dinilai krusial, terutama sebagai penjaga utama ketersediaan air yang menjadi sandaran hidup warga setempat.

Dalam sesi pembahasan, pihak Perhutani mendorong pemanfaatan lahan hutan kosong untuk program penghijauan cepat. Mereka menyarankan penanaman jenis pohon fast growing (faskulin) seperti sengon.

“Kami melihat lahan kosong ini sebagai peluang untuk percepatan penghijauan. Pohon fast growing seperti sengon bisa mempercepat proses penghijauan sekaligus memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan,” ujar perwakilan dari Perhutani, menegaskan pentingnya langkah ini.

Isu krusial lain yang diangkat adalah kondisi sumber mata air di Wonosalam yang dilaporkan mengalami penurunan debit air secara signifikan. Kondisi ini memicu kekhawatiran serius di antara peserta rapat.

“Kondisi debit air yang semakin berkurang ini harus menjadi perhatian serius kita semua. Ini menyangkut kehidupan masyarakat. Kita tidak bisa berdiam diri melihat sumber kehidupan kita terancam,” tutur Camat Wonosalam, Haris Aminudin, menyampaikan keprihatinannya.

Menanggapi tantangan tersebut, seluruh pihak yang hadir—termasuk Dinas Kehutanan Kabupaten Nganjuk, perwakilan Tahura, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Rohadi Susanto, Camat Haris Aminudin, Danramil Kapten Nanang Avianto, Kapolsek AKP Achmad Darul Huda, serta para kepala desa—menyatakan komitmen penuh.

Rohadi Susanto, mewakili Kelompok Tani Hutan, menegaskan kesiapan masyarakat. “Sebagai kelompok yang sehari-hari dekat dengan hutan, kami siap mendukung pengawasan dan penanaman. Pengelolaan hutan harus melibatkan masyarakat secara aktif, karena hutan adalah masa depan kita.”

Kapolsek Wonosalam, AKP Achmad Darul Huda, menambahkan bahwa keterlibatan aparat akan diperkuat. “Kami dari tiga pilar (Pemerintah, TNI, dan Polri) berkomitmen untuk bekerja sama dalam menjaga dan mengawasi kawasan hutan. Pengawasan ketat diperlukan agar tidak ada lagi perusakan yang mengancam mata air Wonosalam,” tegasnya.

Melalui komitmen bersama dan sinergi antara unsur kehutanan, aparat pemerintah, dan masyarakat ini, diharapkan pengelolaan hutan di Wonosalam dapat berjalan berkelanjutan, menjaga hutan tetap lestari, dan menjamin sumber mata air tetap melimpah untuk generasi mendatang.