Scroll Untuk Lanjut Membaca

TULUNGAGUNG,Bangjo.co.id – Kapolres Tulungagung AKBP Muhammad Taat Resdi dihadapan awak media memaparkan berbagai capaian kinerja Polres Tulungagung sepanjang tahun 2025, dalam Konferensi Pers Akhir Tahun diantaranya penanganan kriminalitas, narkoba, lalu lintas, pelayanan publik, inovasi Polres, hingga dukungan terhadap program Asta Cita Presiden Republik Indonesia, bertempat di Gedung Sarja Arya Racana (SAR), selasa (30/12/2025).

Kapolres menjelaskan bahwa jumlah kejadian kriminalitas tahun 2025 meningkat dibandingkan tahun 2024.

“Pada tahun 2024 tercatat 383 kasus, sedangkan tahun 2025 menjadi 423 kasus, mengalami kenaikan 40 kasus atau 10%. Penyelesaian perkara meningkat tahun 2024 sebanyak 393 pada tahun 2025 sebanyak 441”, ujar AKBP Taat

Namun demikian, jumlah tersangka justru mengalami penurunan. Tahun 2024 tercatat 180 tersangka (169 laki-laki dan 11 perempuan), sedangkan tahun 2025 menjadi 149 tersangka (137 laki-laki dan 12 perempuan), turun 31 orang atau 17%.

“mengapa kasus kejahatan di Tulungagung meningkat, ada beberapa analisis yang pertama Polres Tulungagung tidak memanipulasi, tidak mengada ngada atau bahkan menghapus tindak pidana. Kedua adanya pemahaman hukum yang lebih baik di masyarakat, setiap apa pun yang dialami dilaporkan kepada pihak Kepolisian”, ungkapnya.

Peningkatan ini didominasi oleh kasus pencurian dengan pemberatan (curat), penipuan, pencurian kendaraan bermotor (curanmor), disusul cursa, KDRT, penggelapan serta sajam.

“Kasus penipuan mengalami peningkatan 33%, sebagian besar penipuan terjadi secara daring. Kasus Curanmor mengalami peningkatan, sebagaian besar diantaranya modus operandi ada kunci tergantung di motor ada parkir yang tidak di kunci stang”, kata Kapolres.

“Kasus perlindungan anak mengalami penurunan dari 50 laporan menjadi 44 laporan, kasus penganiayaan berat mengalami penurunan, pengroyokan juga mengalami penurunan, lalu perjudian, perzinahan, curas serta pemerasan mengalamai penurunan”, sambungnya.

Kasus menonjol pada tahun 2025 pertama Tindak Pidana Korupsi Pengelolaan Dana Bergulir PNPM Mandiri Pedesaan Tahun 2010 s.d 2015 wilayah kecamatan Pagerwojo (4 tersangka), kedua Tindak Pidana Korupsi Penggunaan Dana Desa (DD), Alokasi Dana Desa (ADD), bagi hasil pajak dan retribusi daerah (1 tersangka), ketiga Tindak Pidana Perlindungan Konsumen mengedarkan Minyak Curah (1 tersangka) dan ke empat Tindak Pidana Penyalahgunakan LPG Subsidi (Suntik LPG) (1 tersangka).

Sedangkan data kriminalitas yang melibatkan perguruan pencak silat tahun 2024 dibanding tahun 2025. Tahun 2024 ada 37 Kasus, jumlah tersangka 67 Orang Yang Terdiri Dari : Dewasa 57 Orang dan Anak – Anak 10 Orang sedangkan pada tahun 2025 nihil kasus

“Pada tahun 2025 datanya turun, tidak adanya laporan tindak pidana yang dilaporkan ke Polres Tulungagung untuk dilakukan proses hukum, faktanya sebetulnya ada 19 konflik antar oknum warga perguruan pencak silat, namun dari kesepakatan pimpinan perguruan pencak silat untuk diselesaikan secara mandiri tanpa dilaporkan secara pidana kepada Polisi”, ujar kapolres.

“Pada November 2024, ada kesepakatan para Pimpinan perguruan pencak silat, agar memberikan kesempatan kepada pimpinan pencak silat untuk dapat mengomunikasikan ketika ada konflik antar warganya”, sambungnya

Gangguan kamtibmas non-kriminal tahun 2024 sebanyak 194 kejadian, sedangkan tahun 2025 turun menjadi 190 kejadian atau menurun 2%, dengan kejadian terbanyak meninggal dunia mendadak sebanyak 34 kejadian.

“Sementara itu, angka bunuh diri pada tahun 2024 dan 2025 tetap 15 kejadian, terbanyak terjadi di Kecamatan Ngunut dan Pagerwojo, didominasi kasus gantung diri”, kata Kapolres.

Data kasus Kriminal Khusus tahun 2024 dibanding 2025 mengalami peningkatan sebanyak 17%.

“Kasus fidusia, ITE, perlindungan konsumen, tambang, korupsi mengalami peningkatan, untuk kasus BBM sama 2024 dengan 2025, ilegal loging dan TKI mengalamai penurunan”, sambungnya.

Untuk pengungkapan narkoba, Polres Tulungagung mengalami peningkatan signifikan. Tahun 2024: 105 kasus sedangkan Tahun 2025: 144 kasus (naik 39 kasus atau 37%).

“Jumlah tersangka narkoba juga meningkat, Tahun 2024: 115 orang sedangkan Tahun 2025: 183 orang (naik 68 orang atau 59%). Ada 2 analisis penyebab kenaikan, adanya penyalahguanaan narkoba meningkat, atau bisa jadi kinerja petugas dalam pengungkapan yang meningkat”, kata AKBP Taat.

“Tersangka terbanyak tahun 2025 berdomisili di Kecamatan Kedungwaru sebanyak 35 orang”, lanjutnya.

Lebih lanjut Kapolres mengungkapkan, pada kejadian laka lantas tahun 2025 mengalami kenaikan 13%, dari 999 kejadian (2024) menjadi 1.143 kejadian (2025).
Namun, angka korban meninggal dunia menurun dari 154 orang (2024) menjadi 147 orang (2025) atau turun 5%.

“Penindakan pelanggaran lalu lintas tahun 2025 sebanyak 24.277 pelanggaran, terdiri dari: Tilang: 8.105 sedangkan Teguran: 16.172. Jumlah ini menurun 13.793 pelanggaran atau 57% dibandingkan tahun 2024”, ungkapnya.

Kejadian laka lantas tahun 2024 dibanding tahun 2025 mengalami kenaikan sebanyak 144 atau 13 %, yaitu dari 999 menjadi 1143 dan angka meninggal dunia tahun 2025 sebanyak 147 orang sedangkan tahun 2024 sebanyak 154 orang mengalami penurunan sebanyak 5 %.

“Laka lantas yang melibatkan bus umum tahun 2025 dibanding tahun 2024 mengalami penurunan sebanyak 2 atau-25%, korban meninggal dunia tetap 4 atau 0%, korban luka berat nihil dan korban luka ringan turun 1 atau-16%”, terang Kapolres.

Sementara data pendukung terkait pelayanan publik, stabilitas kamtibmas, capaian kinerja personel, hingga inovasi dan dukungan terhadap program strategis pemerintah.

Pada bidang pelayanan kepolisian, data surat tanda laporan kehilangan Tahun 2024 dibandingkan Tahun 2025 mengalami peningkatan sebanyak 2.346 laporan atau naik 10,9 persen. Sementara itu, data orang hilang justru mengalami penurunan sebanyak 1 laporan atau turun 2 persen, menunjukkan efektivitas penanganan dan koordinasi lintas fungsi dalam pencarian orang hilang.

Selanjutnya, jumlah pemohon Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) pada Tahun 2025 mengalami kenaikan signifikan sebanyak 9.410 pemohon atau 55,8 persen dibandingkan Tahun 2024. Kenaikan ini disebabkan oleh adanya pengangkatan PPPK Paruh Waktu di berbagai instansi pemerintahan hingga tingkat pusat. Selain itu, meningkatnya kebutuhan administrasi untuk Pendidikan Profesi Guru (PPG) serta rekrutmen bersama BUMN turut mendorong tingginya animo masyarakat dalam pengurusan SKCK.

Pada aspek pengamanan demokrasi dan penyampaian aspirasi publik, data unjuk rasa (Unras) Tahun 2025 dibandingkan Tahun 2024 mengalami kenaikan sebanyak 3 kegiatan. Meski demikian, seluruh kegiatan unjuk rasa dapat berlangsung dengan aman, tertib, dan kondusif, tanpa adanya aksi ricuh maupun tindakan anarkis.

Dalam bidang pembinaan personel, jumlah anggota Polri berprestasi pada Tahun 2025 mengalami peningkatan sebanyak 60 personel dibandingkan Tahun 2024. Pada Tahun 2024 tercatat 206 personel menerima penghargaan, sedangkan pada Tahun 2025 meningkat menjadi 262 personel, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi, inovasi, dan prestasi anggota Polres Tulungagung.

Sementara itu, terkait status aset tanah Polsek jajaran Polres Tulungagung, tercatat sebanyak 12 Polsek telah memiliki sertifikat atas nama Pemerintah Republik Indonesia c.q. Polri. Namun demikian, terdapat beberapa Polsek yang masih menghadapi permasalahan status kepemilikan, antara lain Polsek Ngantru yang sebagian lahannya masih tercatat milik perorangan serta Polsek Tulungagung Kota yang bangunannya belum sepenuhnya diserahkan oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung. Selain itu, terdapat 2 Polsek berstatus tanah milik Pemkab, 3 Polsek milik desa, 1 Polsek milik perorangan, dan 1 Polsek berdiri di atas lahan milik PT KAI.

Dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan dan pemeliharaan kamtibmas, Polres Tulungagung juga menghadirkan sejumlah inovasi unggulan, di antaranya pembentukan Gugus Tugas Penanggulangan Konflik Pencak Silat yang melibatkan TNI, seluruh dinas Pemda, tokoh masyarakat, akademisi, tokoh agama, media, serta seluruh pemangku kepentingan, dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Tulungagung.

Selain itu, Polres Tulungagung secara aktif melaksanakan bakti sosial dan donor darah di 19 kecamatan dengan membagikan lebih dari 10.000 paket sembako, pembangunan 22 sumur bor di 20 desa pada 8 kecamatan, serta program Safari Mobil Senyum yang membagikan makanan gratis ke sekolah, SLB, panti asuhan, pondok pesantren, masjid, gereja, dan lokasi sosial lainnya.

Polres Tulungagung juga sukses menyelenggarakan bayangkara Tulungagung Balloon Festival 2025 yang mampu menyedot lebih dari 30.000 penonton, sebagai langkah edukatif dalam menekan praktik penerbangan balon udara liar yang berpotensi membahayakan keselamatan dan penerbangan sipil maupun militer.

Dalam mendukung Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Kapolres Tulungagung mengungkapkan, Polres Tulungagung turut berperan aktif dalam pembangunan 3 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dua di antaranya telah beroperasi dan satu masih dalam tahap penyelesaian dengan progres pembangunan mencapai 74 persen.

“Selain itu, Polres Tulungagung mencatat capaian luar biasa dalam serapan jagung Bulog, dengan target Tahun 2025 sebesar 150 ton, namun realisasi mencapai 1.000,05 ton atau 666 persen, menempatkan Polres Tulungagung di peringkat pertama se-Polda Jawa Timur”, kata Kapolres..

“Pada sektor ketahanan pangan lainnya, distribusi beras SPHP juga melampaui target. Dari target 425.000 kilogram, hingga 26 Desember 2025 telah tersalurkan sebanyak 1.352.500 kilogram atau 294,6 persen, melalui 280 titik penyaluran, sekaligus menempatkan Polres Tulungagung di peringkat ketiga jajaran Polres Polda Jawa Timur”, tandas AKBP Taat.

 

 

(Humas/ Suhari othek)