Bangjo.co.id

Berikut adalah teks khotib Jumat tanggal 18 April 2025 yang masih bertepatan dengan Bulan Syawal 1446 Hijriyah.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Naskah khutbah Jumat pada tanggal 18 April 2025 dalam tulisan ini membahas tentang berbagai amalan sunnah yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW setiap hari Jumat.

Pada materi pidato jum’at tanggal 18 April 2025, masyarakat Muslim diajak untuk mengetahui berbagai amalan sunnah yang bisa dilakukan pada setiap hari jumat.

Khotib bisa menjelaskan beberapa Hadits yang menggambarkan keagungan serta kelebihan hari Jumat dibandingkan dengan hari-hari lainnya.

Naskah khutbah Jumat kali ini sesuai untuk disampaikan saat memberi khotib dalam shalat Jumat di tanggal Jumat, 18 April 2025.

Untuk lebih detilnya, silakan periksa contoh khutbah jumat di bawah ini yang dikutip dari situs resmi Ponpes Al-Muttaqin Jepara.

Khutbah Jumat: Praktik-Praktik yang Disunahkan pada Hari Jumat

Khutbah Pertama

Puji syukur hanya milik Allah SWT, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan kepada-Nya serta mohon ampun. Kami berlindung pada Allah dari kejahatan diri kami sendiri dan dosa-dosa yang telah kami perbuat. Siapa saja yang dihidupkan oleh Allah maka tidak ada penjilat bagi dia, siapa pun yang disesatkannya maka tiada pula pembimbing baginya. Saya bersaksi bahwa tak ada Tuhan selain Allah semata dan saya juga bersaksi bahwasanya Nabi Muhammad adalah hamba dan utusannya.

Ya Allah, berkatilah dan damalkanlah atas Nabi kami Muhammad serta keluarganya, sahabatnya, dan siapa pun yang mengikutinya dengan kebaikan hingga hari penghakiman.

Yaa haiya yang telah beriman, bertakwalah kepada Allah sesuai dengan hak-Nya dan jangan mati kecuali dalam keadaan menjadi Muslim.

Ya haiya yang telah beriman, bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang lurus. Hal itu akan membuat amalanmu menjadi baik dan Dia akan mengampuni dosamu. Dan siapa pun yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya dia telah memperoleh kemenangan besar.

Sebab itu, yang paling benar adalah Al-Quran, dan contoh terbaik adalah dari Nabi Muhammad SAW. Hal-hal baru dalam agama ini buruk; setiap hal baru dianggap bid’ah, dan semua bentuk bid’ah akan menyimpangkan orang tersebut ke neraka.

Ya ma’ashyalirul Muslimin, jamaah Jumat rahimakumullah. Mari kita seru-serukan rasa terima kasih kita kepada Allah SWT atas anugerah berlimpah yang diberikan-Nya pada kami, termasuk nikmat iman, kesegaran tubuh, serta segudang kenikmatan lainnya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi kita, uswah hasanah kita yaitu nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam, kepada keluarganya, para sahabatnya dan umatnya yang senantiasa istiqomah menjalankan sunnah-sunnahnya.

Tidak lupa kami sebagai khatib selalu berwasiat kepada seluruh jama’ah untuk memaksimalkan segala upaya kita dalam bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Masyarakat Muslim, jemaah Juma’ah rahimakumullah. Hari Jumat merupakan suatu hari yang amat sakral untuk umat Islam. Terdapat banyak riwayat yang menggambarkan ketinggian derajat serta keistimewaan hari ini jika dibandingkan dengan hari-hari biasa lainnya. Salah satunya adalah perkataan Nabi Muhammad SAW:

Yaumul Jumat adalah hari terbaik yang pernah menyinari bumi; di sinilah Adam diciptakan, di sini ia dimasukkan ke surga, dan dari situlah dia diekspelasi keluar. Tak akan terjadi kiamat tanpa melalui Yaumul Jumat.

“Salah satu hari yang terbaik adalah hari Jumat, sebab di sinilah Adam dilahirkan. Di hari ini juga dia dimasukkan ke dalam surgawi dan di hari ini jugalah dia diekspelaskan darinya. Hari Kiamat pun tak akan datang selain pada hari Jumat.” (HR. Muslim No. 854)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun pernah berkata:

Inilah hari raya yang Allah tetapkan untuk umat Islam. Siapa pun yang datang ke jumat harus mandi, dan jika ada minyak wangi gunakanlah sedikit. Jangan lupa juga pakai siwak.

“Hari ini merupakan suatu hari raya yang ditetapkan oleh Allah untuk umat Muslim. Siapa pun yang berencana melakukan salat Jumat sebaiknya dia mandi Jumat; apabila memiliki wewangian, hendaklah digunakan, serta gunakan sikatan.” (HR. Ibnu Majah No. 1098. Hadis dengan derajat sahih)

Oleh karena pentingnya dan ketinggian status hari Jumat, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah menetapkan berbagai sunnah yang dapat dilakukan pada hari istimewa ini. Beberapa dari sunnah-sunnah itu meliputi:

Pertama-tama: Mempelajari surah Al-Kahf

Masyarakat Muslim yang berjemaah pada Jumaat rahimakumullah, membaca surat Al-Kahf adalah amalan sunnah baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada hari Jumat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata,

Siapa yang membaca Surah Al-Kahf pada malam jumat, akan diterangi oleh cahaya antara dia dan Baitul Maqdis.

“Siapun yang membaca Al-Kahf pada hari Jumat malam, maka terang akan menyinari dia dari dirinya sendiri sampai ke Ka’bah.” (HR. Ad-Darimi No. 3407. Hadits Shahih)

Menurut sebuah hadis yang lain, dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berpesan,

Barang siapa yang membaca Surah Al-Kahf pada hari Jumat, cahaya akan menerangi dari bawah kakinya hingga ke langit, dan cahaya itu akan menyinari baginya di Hari Kiamat. Dosanya antara dua Jum’at pun dikampunkan.

Siapakah pun yang membacakan Surat Al-Kahfi pada hari Jum’at niscaya dia akan mendapatkan terangan dari ujung kaki sampai ke langit pada Hari Kiamat, serta dosanya dikhapuskan antara dua kali datangnya Jum’at.

Kedua: Melaksanakan mandi Jumat serta menggunakan sikat gigi

Sunnah berikutnya adalah mandi besar dan bersiwak membersihkan mulut. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Jika salah satu dari kalian datang ke jumat, maka mandilah.

“Apabila hari Jumat sudah tiba, sebaiknya kamu bermandi.” (HR. Al-Bukhari No. 877)

Menurut sebuah hadits lain, ia pernah mengatakan,

Seorang laki-laki yang mandi pada hari Jumat, membersihkan dirinya sebaik mungkin dengan kebersihan yang dapat dicapai, mengoleskan minyak dari sisa-sisanya, atau menggunakan wangi-wangian dari rumahnya, kemudian pergi tanpa membedakan dua orang lain, setelah itu shalat sesuai apa yang telah ditetapkan untuknya dan mendengarkan penuh ketika imam berbicara, maka dosa-dosanya antara satu jumatan sampai jumatan selanjutnya akan diampuni.

“Seorang pria tidak akan mandi pada hari Jumat, membersihkan dirinya dengan sungguh-sungguh, menggunakan minyak rambut, atau mengenakan pewangi yang tersedia di rumahnya, lalu pergi ke mesjid tanpa memisahkan diri dari barisan antar kedua individu tersebut, setelah itu ia melakukan salat sesuai petunjuk, serta tetap tenang saat imam memberikan ceramah, selanjutnya dosa-dosanya hingga batas waktu itu dan juga Jum’at berikutnya akan dilupakan.” (HR. Al-Bukhari No. 883)

Mengenai kebiasaan menggunakan siwak pada hari Jumat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berpesan,

Maka siapa pun yang datang ke jumat, hendaklah mandi dan jika ada minyak wangi, silakan gunakan. Jangan lupa juga untuk menggunakan sikat gigi.

“Siapapun yang ingin menjalankan salat Jumat sebaiknya dia mandi hari Jumat, apabila memiliki wangi-wangian maka gunakanlah, serta sikat gigilah.” (HR. Ibnu Majah No. 1098. Hadits hasan)

Ketiga: Mengenakan pakaian terbaik, menggunakan parfum serta mengaplikasikan minyak rambut.

Masyarakat Muslimin, jemaah Jumaat rahmatkanlah kalian semuanya. Salah satu Sunnah yang diajar oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada hari Jumat adalah dengan melakukan perawatan diri atau berhias. Ini mencakup mengenakan pakaian terbaik yang tersedia, menggunakan parfum serta menata rambut dengan minyak. Seperti yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW:

Terdapat tiga kewajiban bagi setiap Muslim: mandi junub pada hari Jumat, menyikat gigi, dan menggunakan wangi-wangian jika tersedia.

“Terdapat tiga kewajiban yang sebaiknya dipraktikkannya oleh setiap Muslim: mandi untuk hari Jumat, menggunakan siwak, serta mengenakan parfum apabila tersedia.” (HR. Ahmad No. 16397. Hadits shahih)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah berkata:

Tidak ada yang harus dilakukan oleh salah satu dari kalian – atau tidak ada yang harus dilakukan jika kalian menemukan – bahwa seseorang sebaiknya memiliki dua pakaian untuk hari Jumat, selain pakaian biasa mereka.

“Bukankah lebih baik jika salah satu di antara kamu memiliki sepasang pakaian tambahan yang bisa digunakan saat salat Jumat, berbeda dengan baju yang dipakai untuk bekerja setiap hari?” (HR. Abu Daud No. 1078. Hadits shahih)

Keempat: Memulai perjalanan menuju masjid pada waktunya yang tepat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata,

Siapa yang mandi pada hari Jumat, membersihkan diri dengan saksama, datang lebih awal, mendengarkan dan memperhatikan ceramah dengan penuh perhatian, maka baginya setiap langkah yang ia lakukan akan terkumpul ganjaran sebanding dengan satu tahun puasa dan kajatan dalam agamanya.

“Siapun yang mandi pada hari Jumat, menjaga kebersihan tubuh serta bergegas menuju mesjid, lalu duduk tenang sambil fokus mendengarkan khutbah, maka tiap langkah yang ia lewati akan memperoleh ganjaran sebagaimana ganjaran satu tahun, yakni dari ibadah puasa dan salat tahajjud-nya.” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam hadits nomor 496. Hadits ini termasuk dalam kategori sahih).

Imam Al-Syafii rahimahullah menyampaikan,

Jika ia keluar ke arahnya setelah shalat fajar dan sebelum matahari terbit, itu akan lebih baik.

“Jika dia pergi untuk shalat Jumat sesudah shalat Subuh, sebelum Matahari terbit, pastilah hal tersebut lebih baik.” (Al-Jumu’ah, Adab wa Ahkam, Abi al-Mundzir Sami as-Sa’idi, 9)

Kelima: Tetap Tenang Saat Mengikuti Penjelasan Khatib Pada Khutbah Jumat

Masyarakat Muslimin, jemaah Juma’ah rahimakumullah, masalah ini masih kerap terjadi di antara beberapa anggota jemaah salat Jumat. Mereka kadang asyik melakukan hal lain atau berceloteh dengan orang-orang disekitarnya. Perilaku tersebut tidak tepat. Sebab salah satu kebiasaan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasalam yaitu tetap tenang dan menghindari pembicaraan ketika mendengar imam memberikan ceramah pada hari Jumat.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,

Pada hari Jumat, ada tiga orang yang hadir. Orang pertama datang sambil bercanda dan dia hanya mendapatkan bagian sesuai dengan tingkah lakunya itu. Orang kedua ikut serta lalu mendoakan Allah Azza Wa Jal; jika Dia kehendaki akan diberikan, namun jika tidak maka ditolak. Sedangkan orang ketiga datang diam tanpa mengganggu siapa pun atau melintasi di belakang leher Muslim lainnya. Hal ini menjadi penebus bagi dirinya hingga Jumat berikutnya tambahan tiga hari lagi. Ini karena Allah Ta’ala berfirman bahwa barangsiapa membawa kebaikan, ia akan mendapat ganjaran sepuluh kali lipat dari apa yang dibawanya tersebut.

“Terdapat tiga kategori orang ketika hadir di shalat Jumat. Pertama adalah mereka yang datang sambil berceloteh, apa yang mereka ucapkan itulah bagian dari diri mereka sendiri. Kedua ada individu yang merengkuh doa saat menjalani ibadah tersebut, dialah orang yang sungguh-sungguh mendekamkan permohonan pada Allah Subhanahu Wata’ala. Doanya mungkin terjawab oleh-Nya sesuai kemaauanNya atau justru tertahan. Ketiga, terdapat juga kelompok yang duduk tanpa bersusah payah melewati bahuku orang lain maupun membawa kerugian apapun untuk orang-orang disekitarnya. Shalat Jumatan mereka dapat menghapus kesalahannya sampai dengan shalat Jumat selanjutnya, ditambah lagi dengan tambahan waktu tiga hari. Hal ini didasarkan atas firman Allah ‘Azza Wa Jal: Barangsiapa melakukan perbuatan baik, ia akan mendapatkan balasan sebanyak sepuluh kali lebih besar.” (HR. Abu Daud: 939).

Al-Kamal bin al-Hamam, seorang ulama dari madzhab Hanafi, menyatakan sebagai berikut:

Dalam khutbah, dilarang berbicara meskipun itu adalah nasihat baik atau pembacaan doa, serta dilarang makan, minum, dan menulis.

“Melakukan pembicaraan ketika imam sedang mengisi khutbah Jumat adalah hARAM, bahkan jika tujuannya untuk memberi nasihat yang baik atau memuji Allah, serta kegiatan seperti makan, minum, dan menulis.” (Fathul Qadir, Kamal bin Hamam, 2/68)

Enam: Lanjutkan tetap melaksanakan salat sunah tahiyat masjid walaupun khatib tengah menyampaikan khutbah jum’at.

Masyarakat Muslim yang hadir dalam jemaah Jumat rahimakumallah, saat memasuki masjid untuk pertama kalinya, kami menyarankan agar Anda melakukan salat Tahiyatul Masjid lebih dulu sebelum kemudian berdiam diri.

Alasannya berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam,

Apabila salah satu dari kalian memasuki masjid, jangan duduk sebelum melaksanakan dua rakaat.

“Apabila seorang dari kalian memasuki mesjid, jangan dia berdiam diri tanpa melaksanakan dua rakaat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Shalat tahiyatul masjid ini termasuk dalam sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila ia akan melaksanakan salat Jumat di dalam mesjid.

Ketujuh: Memperbanyak Shalawat

Masyarakat Muslim yang menghadiri shalat Juma’ah, semoga Allah merahmatimu, sangat disarankan untuk banyak membacakan shalawat pada hari Jumat. Hal ini dapat dilakukan di malam hari, saat subuh, siang, ataupun sore hari pada hari itu sendiri. Seperti yang diriwayatkannya dari Hadis Nabi Muhammad SAW:

Sungguh, dari semua hari Anda, jum’at adalah yang terbaik. Di hari itu Adam dilahirkan, dihari itu pula beliau meninggal, dan juga pada hari tersebut tiupan bertiup serta saat kedengusan terjadi. Oleh karena itu, banyak-banyaklah mendoakan saya, sebab doa Anda disampaikan kepada saya.

“Hari terpenting untuk kamu adalah hari Jumat sebab pada hari tersebut Nabi Adam diciptakan, disucikan, dilantunkannya sangkakala (sebelum kiamat), serta saat mereka dimasukkan dalam keadaan teler. Oleh karena itu, banyak-banyaklah mengirim salawat kepada saya, karena salawat kamu pasti mencapai diri saya.” (HR. An-Nasa’i No. 1374. Hadis shahih)

بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ الله الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah Kedua

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا الله وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاة وَالسَّلام عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

Masyarakat Muslim yang hadir dalam shalat Jumat ini, di khutbah kedua ini sekali lagi kami memberikan nasehat kepada diri kami sendiri serta seluruh jama’ah agar memperkuat kefiraan kita kepada Allah SWT, sebab ketakwaanlah modal utama bagi kita saat bertemu dengan-Nya.

Masyarakat Muslimin, jama’ah Jumaat rahimakumullah. Inilah beberapa dari sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada hari Jumat yang beliau ajarkan kepada kita. Meskipun terlihat sebagai amalan yang sederhana dan remeh, ternyata memiliki nilai penting.

Tetapi kemungkinan besar karena sebagian besar umat Muslim belum sepenuhnya memahami pentingnya dan statusnya sebagai perbuatan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, atau justru karena kelupaan, sehingga tidak banyak di antara mereka yang melaksanakannya.

Harapannya, khutbah singkat ini bisa membawa banyak faedah kepada seluruh jemaah, serta mengingatkan kita semua akan pentingnya meneladani sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Walaupun terlihat sederhana, sunnah-sunnah tersebut ternyata menyimpan keistimewaan yang sangat besar apabila diamalkan.

Mari kitaakhiri khotbah sore hari ini dengan mendoakan Allah Subhanahu Wata’ala sebagai berikut:

إِنَّ الله وَمَلائكته يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Ya Allah, berkatilah Muhammad dan keluarga Muhammad, serta Engkau redakan keseluruhan sahabat Rasulullah.

Ya Allah, ampunilah kaum Muslimin dan Muslimat, Kaum Mu’minin dan Mu’minant baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.

Ya Allah, tunjukkanlah kebenaran sebagai kebenaran dan beri kami petunjuk untuk mengikutinya. Tunjukkan pula kesalahan sebagai kesalahan dan beri kami rezeki untuk menjauhinya.

Ya Allah, hanya kepada Engkau kami sembah dan hanya kepada-Mu lah kami berdoa. Kami sujud dan bergegas untukMu, serta selalu tekun dalam ibadah. Harapan kami adalah rahmat-Mu dan rasa takut akan azab-Mu. Sesungguhnya azab itu menimpa orang-orang kafir.

Ya Tuhan kami meminta pertolonganMu dan bertaubat kepada-Mu, memberi pujian bagi segala kebaikan pada-Mu tanpa mengingkari jasamu, kami percaya akan adanya Mu, tunduk terhadap kehendak-Mu, serta menjauhi diri dari orang-orang yang menyangkal atas nama-Mu.

Ya Allah, berikan keberhasilan kepada saudara-saudara kita yang tertindas dan teraniaya di Palestina dan Gaza.

Ya Allah, bantulah saudara-saudara kita yang berjuang di Palestina dan Gaza.

Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami dari isteri-isteri kami dan keturunan-keturunan kami kebahagiaan hati. Jadikanlah kami panutan bagi orang-orang yang bertakwa.

Ya Tuhan kami, berikanlah pada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akherat, serta peliharalah kami dari siksa api neraka.

Subhan Tu Yang Memiliki Kemuliaan di Luar apa yang mereka katakan, dan salam kepada para utusan, segala puji bagi Tuang Yang Pemilik Semesta.


(Bangjo.co.id/Muhammad Alvian Fakka)