Kubah Hagia Sophia di Turki Kembali Berkilau setelah Restorasi

Scroll Untuk Lanjut Membaca

PEMERINTAH Turki memulai restorasi komprehensif pertama kubah

Hagia Sophia

salah satu situs bersejarah di Istanbul pada Senin 14 April 2025. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata

Turki

Mehmet Nuri Ersoy menyampaikan informasi lewat media sosial
X
menjelaskan bahwa restorasi agar lebih tahan gempa tanpa mengubah atau merusak struktur dan dekorasi aslinya.

Dikutip dari
Antara
, demi memastikan ibadah dan pekerjaan restorasi berlanjut secara bersamaan, platform baja dibangun di atas empat kolom utama setinggi 43,5 meter. Ini menopang kubah utama berdiameter sekitar 31 meter dan tinggi 56 meter.

Renovasi Hagia Sophia

Hagia Sophia yang direstorasi besar-besaran, termasuk pembongkaran kubahnya ini menjadi bagian proyek 50 tahun yang dimulai pada 2023. Restorasi tersebut bertujuan untuk menjaga struktur bangunan ikonik yang menjadi situs warisan dunia UNESCO sejak 1985.

Restorasi Hagia Sophia dilakukan dalam beberapa tahap diawasi oleh Direktorat Jenderal Yayasan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Sebelumnya restorasi dilakukan di Makam Mehmet III, Selim II dan Murad III dan Muvakkithane Sübyan Mektebi.

Ahmet Gulec anggota komite ilmiah proyek restorasi mengatakan kerusakan penutup timah dan material semen memerlukan restorasi. “Bagian bawah kubah ditutupi mosaik, membuat struktur dari bawah hampir tidak mungkin dilakukan,” kata Ahmet.

Restorasi Kubah

Pekerjaan restorasi pada bagian luar kubah dimulai dengan penghapusan lapisan timah serta bahan-bahan berbasis semen yang merusaknya. Tim inspeksi sebelumnya telah mencatat adanya ketidaksesuaian dalam konstruksi penutup atap timah dari kubah tersebut.

Ahmet Gülec menyebutkan bahwa tahap pemulihan perlu dilakukan secara berhati-hati guna melindungi keabsahan sejarah dari kubah itu. “Kami bakal menerapkan material serta metode yang serupa dengan periode pembangunan Kesultanan Utsmaniyah agar kubah ini tetap kokoh dan mencerminkan ciri khas semula,” ungkapnya.

Program Pemugaran

Rencana restorasi selama 50 tahun ini mencakup renovasi pada sisi utara dan timur bangunan yang rusak. Konstruksi scaffolding menggunakan besi pipa serta jala keamanan sudah diinstal. Sementara itu, pleaster berbasis semen modern digantikan oleh material tradisional khas Kesultanan Utsmaniyah.

Menara Beyazid II, bagian dari bangunan tersebut telah direnovasi akibat masalah kekokohan dan diberi perlindungan tambahan melalui pemasangan sistem penyangga moderen yang diselaraskan dengan struktur aslinya. Sedangkan menara lain, misalnya Menara Selim II, menerima pembaruan luar berupa perangkat dukungan baru guna memperkuat daya tahan terhadap guncangan gempa bumi.


Yunia Pratiwi

berpartisipasi dalam penyusunan artikel ini.