Mitos vs Fakta: Apakah Mengonsumsi Tempe Berlebih Dapat Mempengaruhi Kesuburan Pria?

Scroll Untuk Lanjut Membaca


Bangjo.co.id

Tempe adalah salah satu hidangan tradisional Indonesia yang dipadu dengan sumber protein tumbuhan yang melimpah.

Banyak individu menilai tempe sebagai pilihan protein ekonomis dan nutrisi tinggi, oleh karena itu sering kali dimakan secara berlimpah.

Akan tetapi, masyarakat mengungkapkan keprihatinan bahwa konsumsi tempe yang berlebihan dapat membawa dampak negatif pada kesuburan pria.

Mitospun menyebar lantaran tempe dibuat dari kedelai, yang memiliki kandungan zat sejenis dengan estrogen.

Hormon ini berkaitan dengan dampak pada sistem reproduksi pria; oleh karena itu, ada pandangan yang menganggap bahwa memakan tempe secara berlebihan bisa memiliki efek merugikan bagi fertilitas.

Menurut laman YouTube Tirta PengPengPeng, anggapan tersebut kerap menjadi bahan diskusi, namun penting untuk dieksplorasi secara mendalam menggunakan metode ilmiah.

Kemudian, apakah mengonsumsi tempe dalam porsi besar memang dapat menimbulkan kemandulan? Atau jangan-jangan ini hanyalah kekhawatiran tanpa dasar? Ayo kita periksa penjelasannya dengan menggunakan bukti-bukti ilmiah yang tersedia.


Fakta Ilmiah: Pemakanan Tempe dan Hubungannya dengan Hormon Estrogen

Tempe diproduksi menggunakan kedelai yang kaya akan isoflavon, yaitu zat alami berbentuk kimia serupa dengan estrogen dalam tubuh manusia.

Sejumlah studi mengindikasikan bahwa kandungan isoflavon yang tinggi dapat berdampak pada level hormon di dalam tubuh laki-laki.

Tetapi hal itu tidak berarti mengonsumsi tempe dengan porsi normal secara langsung akan menimbulkan masalah reproduksi.

Hal penting untuk diwaspadai adalah besarnya asupan yang termasuk ke dalam kategori berlebihan. Bila ada individu yang mengkonsumsi tempe dengan porsi luar biasa, misalnya sebanyak 200 lembar tempe setiap harinya, bisa jadi akan timbul dampak bertambahnya kadar hormon estrogen pada tubuh mereka.

Hal ini dapat mengakibatkan situasi semacam ginekomastia (pembengkakan jaringan payudara di laki-laki) dan perubahan nada suara menjadi lebih lembut, namun tidak selalu menimbulkan ketidaksuburan.

Pada penggunaan biasa, yakni seputar 8 hingga 12 irisan tempe setiap harinya, kadar isoflavon di dalam tempe tetap berada pada tingkat yangaman.

Tembaga juga bermanfaat bagi kesehatan pencernaan Anda dan menyediakan nutrisi berupa protein yang berkualitas untuk tubuh.


Bataspenggunaan Aman serta Saran-saran

Menurut studi, asupan kedelai yang dianggap aman berada dalam rentang 50-100 gram sehari. Jika dilihat dari bentuk tempe, hal itu setara dengan kira-kira 3 hingga 5 irisan tempe berukuran medium.

Apabila di konsumsi dengan takaran tersebut, tidak akan mengakibatkan dampak merugikan berarti pada tingkat hormon laki-laki.

Di sisi lain, mengonsumsi tempe dengan porsi yang tepat malah membawa banyak kebaikan bagi kesehatan, antara lain:

1. Kaya akan protein – Mendukung pertumbuhan serta pemulihan sel-sel dalam tubuh.

2. Memiliki probiotik alami – Bermanfaat bagi kesehatan usus dan saluran cerna.

3. Mengurangi risiko penyakit jantung – Kandungan isoflavon pada kedelai telah ditunjukkan mampu mendukung perawatan pembuluh darah yang sehat.

Maka dari itu, asalkan mengonsumsi tempe dengan takaran yang wajar, pria tidak perlu risau tentang efek buruknya pada fertilitas mereka.

Berdasarkan informasi tersebut, bisa disimpulkan bahwa keyakinan bahwa mengonsumsi tempe dapat menyebabkan ketidaksuburan adalah sebuah mitos tanpa dasar.

Dampak dari kenaikan hormon estrogen hanya akan timbul apabila asupan kedelai dikonsumsi dalam jumlah sangat besar, hal ini jarang sekali terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, untuk kaum adam yang suka mengkonsumsi tempe, jangan khawatir. Tempe masih merupakan hidangan bergizi yang boleh dinikmati asalkan dengan jumlah terbatas. Sama seperti jenis makanan lainnya, kuncinya ada pada menjaga keseimbangan dari keseluruhan diet Anda.