JOMBANG, bangjo.co.id – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di RT. 03 RW. 06 Desa Jombatan, Kabupaten Jombang, berlangsung khidmat dan penuh nuansa nasionalisme pada Minggu (17/8/2025).

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Seluruh peserta dan petugas upacara mengenakan kostum bertema pejuang, mencerminkan semangat juang para pahlawan.

Upacara yang dipusatkan di “Markas Gerilya RT. 03 RW 06” ini diikuti oleh seluruh warga, anggota perguruan pencak silat Kera Sakti, serta mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Rangkaian acara diawali dengan pertunjukan seni dan pembagian hadiah lomba dalam rangka memeriahkan HUT RI.


Dalam upacara ini, Ilham Hero Koentjoro bertindak sebagai Inspektur Upacara, didampingi Ihwan sebagai Komandan Upacara, dan Sutrisno sebagai Perwira Upacara.

Pengibaran bendera Merah Putih oleh petugas yang telah ditunjuk menjadi puncak dari prosesi sakral tersebut.

Dalam pidatonya, Ilham Hero Koentjoro mengajak masyarakat untuk mengenang kembali jasa para pahlawan dan mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif.

“Hari ini adalah hari yang istimewa. Hari di mana kita berkumpul untuk merayakan sebuah peristiwa penting yang penuh makna,” ujarnya. “Bung Karno dan Bung Hatta dengan dikawal para pejuang pada pukul 10.00 pagi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan di tengah situasi perang dunia yang mencekam adalah sebuah tindakan yang sangat berani dan penuh risiko. Hal ini menunjukkan tekad kuat para pejuang kita untuk meraih kemerdekaan.”
Ilham juga menekankan bahwa kemerdekaan adalah bukti cinta tanah air dan semangat pantang menyerah.

Ia mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, untuk melanjutkan perjuangan.

“Mari kita isi kemerdekaan ini dengan karya dan prestasi yang membanggakan, demi Indonesia yang lebih maju dan sejahtera,” tutur Ilham. “Terima kasih, para pejuang! Terima kasih, para pahlawan! Mari kita jadikan semangat proklamasi ini sebagai landasan untuk membangun Indonesia yang maju, adil, dan makmur.”

Ia menambahkan, “Ibu Pertiwi tidak menagih darah, tapi menagih bukti cinta dan bakti kita. Kita bisa tunjukkan cinta kita pada Indonesia dengan menjaga alamnya, melestarikan budayanya, dan mengharumkan namanya di kancah internasional.”

Menurutnya, perjuangan bangsa tidak berhenti setelah kemerdekaan. “Bumi Pertiwi menagih kita untuk berjuang melawan musuh-musuh baru bangsa, seperti kerusakan lingkungan, kemiskinan, kebodohan, dan akulturasi budaya yang negatif.”

Upacara ditutup dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur, dilanjutkan dengan atraksi pencak silat dari Perguruan Kera Sakti yang memukau para hadirin.