JOMBANG, Bangjo.co.id– Program Percepatan Swasembada Gula Nasional melalui kegiatan Bongkar Ratoon dan Pengembangan Areal Tebu tahun 2025 resmi diluncurkan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Rabu (3/12/2025). Peluncuran yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr. Emil Elestianto Dardak, B. Bus., M.Sc., Plt. Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Dr. Abdul Roni Angkat, Bupati Jombang Warsubi S.H., M.Si, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur, Ir. Dydik Rudy Prasetya, M.MA,  Direktur Utama PT Sinergi Gula, Kepala Kejaksaan Negeri Dyah Ambarwati, S.H, M.H., Dandim 0814 Letkol Kav Dicky Prasojo, SH. M.Han., Dansatradar 405 Ploso Letkol Lek Bayu Ardiansyah, ST., M.Tr.S.O.U., M.Han, Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Jombang, Sekretaris Daerah Agus Purnomo, S.H., M.Si., ini menandai langkah serius untuk meremajakan tanaman tebu tua dan meningkatkan produksi gula.

Scroll Untuk Lanjut Membaca

Acara tanam perdana ini dilaksanakan di lahan Gapoktan Wuluh, Kecamatan Kesamben, juga dihadiri para Pimpinan Pabrik Gula, ara Korwil Kecamatan, para Pengurus Koperasi, Gapoktan, para Petani Bongkar Ratoon yang hadir secara langsung juga mengikuti secara daring melalui Zoom Meeting,  dengan fokus utama pada peremajaan total lahan tebu yang produktivitasnya mulai menurun akibat keprasan (ratoon) berulang.

Bupati Jombang, Warsubi, dalam sambutannya menekankan peran strategis Jombang sebagai salah satu lumbung tebu utama di Jawa Timur. Data Dinas Pertanian Jombang tahun 2024 menunjukkan peningkatan signifikan pada sektor tebu menyebut luas areal tanam meningkat menjadi 10.787 hektare dari 10.102 hektare pada 2023. Total produksi tebu mencapai 787.246 ton. rendemen rata-rata naik signifikan menjadi 7,11% (sebelumnya 6,5%), menunjukkan peningkatan kualitas gula.

“Meskipun luas lahan bertambah, produktivitas belum maksimal karena banyak tanaman tua. Melalui Bongkar Ratoon ini, kami menargetkan produktivitas tebu kembali meningkat dari rata-rata 70 ton per hektare menjadi 80–100 ton per hektare,” ujar Bupati Warsubi.

Pemerintah Kabupaten Jombang juga berkomitmen penuh mendukung target Pemerintah Pusat untuk mencapai Swasembada Gula Konsumsi pada tahun 2028.

Bupati Jombang Warsubi berharap dukungan Pemerintah Provinsi dan Pusat terkait kelancaran distribusi pupuk bersubsidi khusus tebu, bantuan alsintan (alat mesin pertanian) modern untuk menekan biaya pengolahan dan meningkatkan efisiensi.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan apresiasi tinggi kepada para petani Jombang yang telah bergerak cepat. Sebanyak ±2.195 hektare lahan telah melakukan bongkar ratoon secara mandiri (Pola A) sebelum program resmi Kementan dimulai pada Oktober.

“Keseriusan petani kita luar biasa. Mereka berjuang secara mandiri untuk menyukseskan swasembada gula. Karena itu, kami mengusulkan secara resmi kepada Kementan agar petani yang sudah melakukan bongkar ratoon mandiri ini tetap bisa mendapatkan bantuan operasional yang telah dianggarkan,” tegas Wagub Emil, yang disambut antusias oleh petani.

Untuk program resmi Kementan tahun ini, usulan Bongkar Ratoon di Jombang mencapai 502,22 hektare yang saat ini sedang dalam tahap distribusi benih.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Emil juga menyinggung potensi hilirisasi tebu, tidak hanya sebagai pemanis tetapi juga sebagai bahan baku bio metanol untuk kemandirian energi hijau nasional.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, secara simbolis menyerahkan bantuan Traktor Roda 4 kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) penerima.

Bantuan ini diharapkan dapat memperlancar proses Bongkar Ratoon dan meningkatkan mekanisasi pertanian di Jombang. Pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan prosesi simbolis menandai tanam tebu oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Bupati Jombang Warsubi dan Forkopimda Kabupaten Jombang di lahan.

Program percepatan swasembada gula ini memiliki manfaat langsung bagi masyarakat, khususnya petani. Kenaikan produktivitas dan rendemen (kualitas gula) akan berdampak langsung pada pendapatan petani tebu. Peningkatan produksi lokal Jombang dan Jawa Timur (yang menyumbang hampir 50% produksi nasional) akan membantu menjaga stabilitas pasokan dan harga gula konsumsi nasional. Upaya pengembangan tebu juga membuka peluang bagi industri turunan, seperti bio etanol, yang mendukung kemandirian energi nasional di masa depan.